Gaza, 27 Sya’ban 1437/4 Juni 2016 (MINA) – Petinggi faksi-faksi Palestina di Gaza menegaskan komitmen mereka memilih perlawanan, tidak mengabaikan hak dan prinsip dasar bangsa Palestina, sedangkan perundingan hanya akan menguntungkan Israel.
Wilayah Palestina seluruhnya adalah tanah wakaf Islam yang tidak mungkin mengalah darinya meski hanya sejumput pasir dan Al-Quds adalah kiblat umat, simbol kemuliaan dan harga diri serta persatuan dan peradaban.
Penegasan itu disampaikan dalam seminar politik yang digelar oleh Komite Hubungan Nasional dan Islam di barat Gaza dalam peringatan “49 Tahun Kekalahan Arab tahun 1967 Sehingga Menyebabkan wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza dijajah Israel” di kantor Gerakan Kaum Merdeka Palestina, Gaza, Jumat (3/6).
Pemimpin Hamas Ismail Ridwan menegaskan, Hamas komitmen bersama rakyat Palestina terhadap prinsip dasar dan hak-hak bangsa Palestina terutama hak kembali ke kampung halaman.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
“Hak pribadi dan komunal tidak bisa dilepaskan atau ditawar-tawar,” tegasnya, demikian laporan Pusat Informasi Palestina (PIP) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Ridwan menegaskan, pilihan perlawanan telah menorehkan kemenangan-kemenangan di Palestina dan membuktikan bangsa Palestina tak pernah menyerah. Mereka meletuskan dari Intifadhah ke Intifadhah setelah Naksah (Kekalahan Arab melawan Israel tahun 1967). Mereka ambisius kuat mengusir penjajah Israel dari bumi Palestina.
Ridhwan mengajak Otoritas Palestina menghentikan diri dari sikap mengandalkan terhadap penyelesaian politik melalui perdamaian sia-sia yang selama ini hanya berpihak kepada kepentingan Israel.
Perundingan Sia-sia
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Sementara itu, pemimpin Jihad Islami, Ahmad Mudalil menegaskan, Nakbah Palestina adalah “paku besar” menancap di tubuh umat. Namun Intifadhah membuktikan mereka menolak adanya penjajah di atas bumi Palestina. perundingan yang selama 20 tahun digelar membuktikan jalan itu sia-sia.
Ia menyerukan Arab dan Islam untuk membuat prakarsa Arab mendukung bangsa Palestina memperjuangkan hak-haknya bukan dukungan prakarsa dan koneferensi perdamaian yang berpihak kepada penjajah Israel.
Sementara itu, Sekjen Gerakan Kaum Merdeka Palestina, Khalid Abu Hilal menegaskan, kesibukan umat Islam dan bangsa Arab terutama dari persoalan Palestina yang sentral mendorong Israel makin berani menggelar kejahatan-kejahatannya dan terus membangun permukiman ilegl Yahudi.
Namun bangsa Palestina tak akan mengalah dari haknya meski harus mengorbankan apapun. Pilihan strategis bangsa Palestina dalam menghadapi logika kekerasan Israel adalah dengan melawan hingga mereka terusir.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
“Setelah 49 tahun berlalu kekalahan Arab di tahun 1967, bangsa Palestina tetap komitmen melanjutkan perlawanan,” tegasnya. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”