Gaza, MINA – Anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Zaher Jabarin, mengatakan, Hamas memberi para mediator peta jalan yang jelas untuk kesepakatan pertukaran tahanan yang menjadi salah satu prioritas gerakan tersebut.
Jabarin menekankan, kepemimpinan Hamas dan sayap militer gerakan memberikan perhatian khusus pada kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel, terutama para tahanan Palestina dengan hukuman penjara yang lama dan enam tahanan yang berhasil membebaskan diri dari penjara Gilboa Israel dengan keamanan maksimum meski kini sudah ditangkap kembali.
Pejabat Hamas itu mencatat, otoritas pendudukan Israel mencoba menghubungkan proses rekonstruksi Gaza dengan tahanan tentara otoritas pendudukan Israel di Jalur Gaza, demikian keterangan resminya, Selasa (21/9).
Dia menekankan, Hamas dan kepemimpinan gerakan perlawanan lainnya dengan tegas menolaknya, dan memberi tahu semua mediator tentang ketidakmungkinan menghubungkan kedua isu tersebut.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Otoritas Pendudukan (Israel) mencoba mengakses informasi tentang tentaranya di Gaza tanpa membayar harga apapun,” kata Jabarin.
Dia menegaskan, membebaskan para tahanan dari kesepakatan pertukaran terakhir yang ditangkap kembali akan menjadi syarat untuk penyelesaian kesepakatan yang akan datang.
Hamas mengatakan pihaknya menahan empat warga Israel, dua di antaranya ditangkap saat perang Israel 2014 di Gaza. Dua lainnya diyakini telah memasuki Gaza dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Mesir memimpin upaya untuk menengahi perjanjian pertukaran tahanan baru antara Hamas dan Israel.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Ada sekitar 4.850 tahanan Palestina di penjara Israel, termasuk 40 perempuan, 225 anak dan 40 tahanan administratif, menurut sejumlah lembaga yang mengurusi para tahanan.(T/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza