Gaza, MINA – Hamas mengatakan apa yang telah diungkap oleh media Israel tentang perekrutan “pencari suaka asal Afrika” oleh tentara Israel untuk bertempur di jajarannya sebagai tentara bayaran, menegaskan kedalaman krisis moral di Israel.
Surat kabar Haaretz pada Ahad (15/9) mengungkap tentara Israel memeras pencari suaka Afrika dengan menawarkan “insentif status penduduk tetap bagi pencari suaka yang setuju untuk berpartisipasi dalam operasi militer yang terkadang mengancam jiwa di Gaza.”
Proyek tersebut dilaksanakan secara terorganisasi, di bawah bimbingan penasihat hukum tentara.
Hamas menambahkan dalam siaran persnya, perekrutan ini menegaskan pelanggaran Israel terhadap aturan paling mendasar tentang hak asasi manusia, dengan mengeksploitasi kebutuhan imigran dan pencari suaka, melemparkan mereka ke dalam pertempuran, dalam upaya untuk mengganti kerugian besar di jajaran tentaranya dalam perang genosida di Jalur Gaza. Demikian dikutip dari Palinfo.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Tewas di Perbatasan Lebanon
Hamas meminta masyarakat internasional dan lembaga hak asasi manusia untuk mengutuk kejahatan ini, yang mencerminkan “perilaku geng rasis”, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban pejabat Israel atas pelanggaran hukum internasional dan kemanusiaan tersebut.
Menurut surat kabar Haaretz, saat ini ada sekitar 30.000 pencari suaka Afrika yang tinggal di Israel, kebanyakan dari mereka adalah kaum muda.
Surat Kabar Israel itu mengutip sumber keamanan yang tidak disebutkan Namanya, yang mengatakan bahwa tentara Israel menggunakan pencari suaka dalam misi berbahaya di beberapa operasi militer, beberapa di antaranya telah dipublikasikan di media.[]
Baca Juga: Abu Ubaidah Sebut Perang Semakin Panjang dan Menyulitkan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)