Gaza, MINA – Pejuang Hamas di Gaza merilis video sandera Edan Alexander (20) yang memohon kepada presiden terpilih AS Donald Trump untuk mendorong kesepakatan gencatan dengan para pejuang Palestina di Gaza. Video tersebut diizinkan tersebar di Israel dan dipublikasi media.
Video berdurasi tiga setengah menit itu tidak diberi tanggal, meskipun Alexander menyatakan bahwa ia telah ditahan selama lebih dari 420 hari. Dipastikan video tersebut direkam pekan ini.
Alexander, yang berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat, adalah seorang tentara yang ditempatkan di dekat Jalur Gaza. Pagi tanggal 7 Oktober ketika dia ditawan oleh Hamas, bersama dengan 250 sandera lainnya.
Alexander lahir di Tel Aviv, dibesarkan di Tenafly, New Jersey, dan bergabung dengan Golani sebagai prajurit tunggal setelah lulus dari sekolah menengah pada tahun 2022. Dikutip dari Time Of Israel.
Baca Juga: Mantan Menhan Israel: Pembersihan Etnis Sedang Berlangsung di Gaza Utara
Dalam video tersebut, Alexander yang tampak kurus mengidentifikasi dirinya dan meminta pemerintah Israel untuk membawanya pulang. Pada paruh kedua video, Alexander berbicara dalam bahasa Inggris dan meminta pemerintahan Trump yang akan datang untuk mengupayakan pembebasannya.
Alexander, yang berbicara langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa ia “kecewa” karena pemerintah telah “mengabaikan” para sandera yang masih berada dalam tawanan.
“Jangan abaikan kami. Kami ingin kembali ke rumah,” tambahnya. “Ketakutan dan isolasi membunuh kami. Jangan lupakan kami.”
“Tidak masuk akal jika kami membayar harga untuk kesalahan yang dibuat oleh pemerintah,” kata Alexander, dan meminta warga Israel untuk ”keluar dan berdemonstrasi setiap hari dan menekan pemerintah.”
Baca Juga: Agresi Israel Berlanjut, Semua Toko Roti di Gaza Tengah Tutup
Berbicara dalam bahasa Inggris kepada Presiden AS terpilih Donald Trump, Alexander meminta agar dia “menggunakan pengaruh Anda dan kekuatan penuh Amerika Serikat untuk bernegosiasi demi kebebasan kami.”
“Tolong jangan membuat kesalahan yang sama seperti yang dilakukan [Presiden AS Joe] Biden. Senjata yang dia kirimkan sekarang membunuh kami, pengepungan yang melanggar hukum sekarang membuat kami kelaparan,” tambahnya.
“Saya tidak ingin berakhir dengan kematian seperti rekan saya sesama warga negara AS, Hersh [Goldberg-Polin],” katanya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sedikitnya 15 Warga Gaza Syahid, termasuk Tiga Staf World Central Kitchen