Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamas Sambut Seruan PBB Selidiki Kematian Khader Adnan di Penjara Israel

siti aisyah - Sabtu, 6 Mei 2023 - 17:02 WIB

Sabtu, 6 Mei 2023 - 17:02 WIB

6 Views ㅤ

Bendera Hamas di Gaza. (Foto: Omer Ensar/Anadolu)

Gaza, MINA – Hamas menyambut seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk “penyelidikan transparan” atas kematian tahanan Palestina Khader Adnan yang meninggal di penjara Israel setelah 86 hari mogok makan.

Juru bicara gerakan itu, Jihad Taha, menekankan perlunya penyelidikan PBB yang transparan dan meminta pertanggungjawaban “semua pemimpin pendudukan Israel yang terlibat,” menurut sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs resmi Hamas, seperti dikutip MEMO, Jumat (5/5).

Taha mengatakan, Hamas menganggap penyelidikan apa pun oleh “pemerintah pendudukan fasis Israel” tidak adil sebagai akibat dari pelecehan Israel yang terus berlanjut terhadap warga Palestina, hak-hak mereka, dan kesucian mereka.

Juru bicara Hamas itu meminta PBB menekan Israel agar “mengakhiri tindakannya yang menargetkan tahanan Palestina di penjara pendudukan.”

Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur

Ia juga menyerukan rakyat Palestina untuk bersatu menghadapi kejahatan Israel.

Ayah sembilan anak berusia empat puluh lima tahun, Adnan Khader, memulai mogok makan pada tanggal 5 Februari setelah penahanannya yang tidak dapat dibenarkan oleh pendudukan Israel. Adnan juga “menolak menjalani pemeriksaan medis dan menerima perawatan medis,” kata Layanan Penjara Israel (IPS).

Sheikh Khader Adnan adalah penduduk kota Jenin di Tepi Barat utara. Dia telah ditangkap oleh pendudukan Israel sebanyak 13 kali, menghabiskan total delapan tahun di balik jeruji besi, dan melancarkan mogok makan sebanyak lima kali. Pertama berlangsung 25 hari, yang kedua 67 hari, yang ketiga 58 hari.

Dia melakukan mogok makan untuk keempat kalinya pada tahun 2018 guna memprotes penahanan administratifnya (penahanan tanpa dakwaan atau pengadilan) dan mogok makannya berlanjut selama 54 hari. Pada 2021, dia menghabiskan 25 hari mogok makan. (T/R6/RS2)

Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024  

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Internasional
Palestina