Gaza, MINA – Gerakan perlawanan Islam Palestina di Jalur Gaza, Hamas berjanji bahwa tidak akan melepaskan sandera Israel sampai tuntutannya dipenuhi.
Hamas menuntut diakhirinya serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan penarikan pasukan pendudukan dari wilayah tersebut untuk kesepakatan pertukaran sandera-tahanan dengan Tel Aviv.
“Hamas tidak akan melepaskan sandera Israel sampai semua tujuannya tercapai,” kata mantan pimpinan Hamas, Khaled Meshaal sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (27/3).
“Kami juga menuntut kembalinya para pengungsi ke rumah mereka dan penyediaan semua bantuan dan tempat berlindung yang diperlukan, rekonstruksi daerah kantong serta diakhirinya blokade,” tambah Meshaal.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Qatar, Mesir dan Amerika Serikat terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel untuk mencapai gencatan senjata di Gaza serta pertukaran sandera antara kedua belah pihak.
Hamas diperkirakan menyandera lebih dari 130 warga Israel, sementara Tel Aviv menahan lebih dari 9.100 warga Palestina di penjaranya.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di wilayah Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Hampir 32.500 warga Palestina meninggal atau syahid dan 74.900 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Pada Senin (25/3), Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza selama bulan suci Ramadhan. Meskipun Hamas menyambut baik resolusi tersebut, Israel menolak seruan gencatan senjata dan bersumpah untuk melanjutkan perangnya terhadap wilayah kantong Palestina itu.
Perang Israel, yang kini memasuki hari ke-173, telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (T/RE1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang