Yerusalem, MINA – Juru bicara Hamas untuk kota Yerusalem, Muhammad Hamada, menyerukan perlawanan menghadapi upaya pendudukan yang hendak mengubah identitas Masjidil Aqsa.
“Kami mengawasi dengan cermat apa yang dilakukan pendudukan dengan membiarkan para pemukim ilegal Yahudi mengadakan ritual Talmud di kompleks Masjidil Aqsa, dan untuk mengadakan pawai bendera,” kata Hamada dalam pernyataan kepada Hateen Digital seperti dikutip dari PIC, Selasa (26/7).
Menurutnya, pendudukan sedang mengobarkan perang agama melawan Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa yang diberkati dengan mengadakan pawai bendera. Mereka hendak menggusur orang-orang Yerusalem dengan tekanan pasukan pendudukan melalui pawai bendera.
Dia menekankan perlunya menghadapi upaya pendudukan untuk merampok identitas agama dan politik Masjid Al-Aqsa dan Yerusalem. Pendudukan juga berusaha meningkatkan jumlah orang yang menyerbu Al-Aqsa dengan mengadakan pawai bendera.
Baca Juga: Israel Akui 66 Tentaranya Cedera dalam 24 Jam
Dia menekankan, perlawanan siap menghadapi setiap agresi yang menargetkan Masjid Al-Aqsa dalam beberapa hari mendatang. Pendudukan salah perhitungan jika ingin melarikan diri dari krisis internalnya, dengan menyerang Masjid Al-Aqsa.
Seruan warga Yerusalem untuk mobilisasi dan pernyataan kemarahan berlanjut hari ini, untuk menggagalkan rencana para pemukim dan serangan besar-besaran mereka ke Masjid Al-Aqsa, yang direncanakan dengan partisipasi anggota ekstremis Knesset dan menteri pemerintah pendudukan.
Gerakan rakyat di kota Yerusalem yang diduduki menyerukan untuk mendeklarasikan hari kemarahan di seluruh kota suci hari ini, di tengah peringatan kelompok pemukim ekstremis yang merencanakan penyerbuan besar-besaran ke Al-Aqsa.
Kemarin, para murabithun di Masjid Al-Aqsa meluncurkan seruan kepada warga Palestina di pedalaman yang diduduki, untuk berpartisipasi dalam mobilisasi dan Ribath (berjaga) di Yerusalem untuk melindungi Masjid yang diberkahi dari rencana para pemukim. (T/R12/RS2)
Baca Juga: Menteri Keuangan Israel Serukan Pendudukan Penuh di Gaza Utara
Mi’raj News Agency (MINA)