Gaza, MINA – Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyatakan menyetujui sebagian rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump, terutama soal pembebasan para sandera, dengan catatan perlu negosiasi lebih lanjut.
Aspek-aspek lain dari rencana tersebut juga memerlukan konsultasi lebih lanjut di antara warga dan pergerakan Palestina, ujar pejabat senior Hamas. Quds Press melaporkan, Jumat (3/10).
Tanggapan Hamas tidak memenuhi tuntutan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar kelompok itu menyerah dan melucuti senjata.
Trump menyambut baik tanggapan Hamas, dengan mengatakan, “Saya yakin mereka siap untuk perdamaian abadi.”
Baca Juga: Aktivis Global Sumud Flotilla Umumkan Mogok Makan di Penjara Israel
“Israel harus segera menghentikan pengeboman Gaza, agar kami dapat membebaskan para sandera dengan aman dan cepat. Saat ini, terlalu berbahaya untuk melakukan itu. Kami sudah berdiskusi mengenai detail yang akan diselesaikan,” tulis Trump di media sosial.
Hamas mengatakan aspek-aspek proposal yang menyentuh masa depan Jalur Gaza dan hak-hak Palestina harus diputuskan berdasarkan “sikap bulat Palestina” yang dicapai dengan faksi-faksi lain dan berdasarkan hukum internasional.
Trump tampaknya ingin memenuhi janji untuk mengakhiri perang dan memulangkan puluhan sandera menjelang peringatan dua tahun serangan.
Rencana perdamaiannya telah diterima oleh Israel dan disambut baik secara internasional, tetapi mediator utama Mesir dan Qatar mengatakan beberapa elemen memerlukan negosiasi lebih lanjut.
Baca Juga: Israel Gagas Zona Aman di Gaza Selatan, PBB: Konyol
Sebelumnya, Trump telah memperingatkan Hamas harus menyetujui kesepakatan tersebut paling lambat Ahad malam, dengan ancaman serangan militer yang lebih besar.
“Jika kesepakatan kesempatan terakhir ini tidak tercapai, neraka yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan melanda Hamas,” ancam Trump.
Orang-orang Palestina merindukan berakhirnya perang, tetapi banyak yang memandang proposal ini dan proposal AS sebelumnya sangat menguntungkan Israel.
Proposal Trump “tidak dapat dilaksanakan tanpa negosiasi,” Mousa Abu Marzouk, seorang pejabat senior Hamas yang berbasis di luar Gaza, mengatakan kepada jaringan Al Jazeera.
Baca Juga: Israel Jatuhkan Bom Gas Air Mata di Kamp Pengungsian Gaza
Pernyataan Hamas menyatakan bersedia memulangkan semua sandera yang tersisa sesuai dengan formula rencana tersebut, yang kemungkinan merujuk pada pembebasan ratusan tahanan Palestina sebagai gantinya.
Pernyataan tersebut juga menegaskan kembali keterbukaannya yang telah lama ada untuk menyerahkan kekuasaan kepada badan Palestina yang independen secara politik.
Namun, Abu Marzouk mengatakan mungkin sulit bagi Hamas untuk membebaskan semua sandera dalam waktu 72 jam sebagaimana tercantum dalam proposal, karena bisa memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk menemukan sisa-sisa jenazah beberapa tawanan.
Ia mengatakan Hamas bersedia menyerahkan senjatanya kepada badan Palestina di masa depan yang akan mengelola Gaza, tetapi tidak disebutkan hal itu dalam pernyataan resmi.
Baca Juga: 45.000 Jamaah Shalat Jumat di Masjidil Aqsa
Pejabat Hamas lainnya, Osama Hamdan, mengatakan kepada televisi Al Araby bahwa Hamas akan menolak administrasi asing di Jalur Gaza dan bahwa masuknya pasukan asing “tidak dapat diterima”. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Aktivis Armada Flotilla yang Ditangkap Pasukan Zionis Mogok Makan