Ramallah, MINA – Hamas siap melakukan kesepakatan gencatan senjata jangka panjang dengan Israel, jika Israel mencabut blokade di Jalur Gaza, pejabat senior Hamas di Tepi Barat, Hassan Yousef mengatakan kepada media Israel The Jerusalem Post pada Rabu (6/9).
“Hamas siap untuk melakukan gencatan senjata jangka panjang dengan pendudukan Israel, dengan imbalan mengizinkan penduduk Gaza untuk hidup seperti semua orang di dunia dengan segala hal yang mereka butuhkan,” katanya dalam sebuah wawancara di ruang tamunya di Beitunya,pinggiran kota Ramallah, ibukota Otoritas Palestina.
Menurutnya, pendudukan Israel harus memberikan kebebasan bergerak – pergi dan datang untuk pelancong, pelajar, orang sakit, ekspatriat, dan semua orang yang ingin pindah – ekspor dan impor dan hal lainnya.
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu
“Maka Israel harus mencabut blokade yang menindas,” kata Yousef kepada The Jerusalem Post yang dikutip Mi’raj Mews Agency (MINA).
Komentar Yousef ini disampaikan kurang dari seminggu setelah dia dibebaskan dari penjara Israel, di mana dia ditahan selama 22 bulan di bawah penahanan administratif. Selama enam hari terakhir dibebaskan, dia telah menjadi tuan rumah warga Palestina setempat di rumahnya, menghadiri pemakaman seorang pemimpin Hamas di Tepi Barat utara dan berbicara melalui telepon dengan pejabat senior Hamas di Gaza.
Menurut Yousef, jika Israel mencabut blokade di Jalur Gaza, tidak perlu khawatir komitmen Hamas terhadap gencatan senjata.
“Kami adalah gerakan yang memegang teguh komitmennya. Sejak perang terakhir [tahun 2014], kita belum menembaki roket ke Israel – itu karena perhitungan strategis, tapi juga karena kita terikat dengan komitmen kita.” ungkap kata Yousef.
Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat
Sejak Operation Protective Edge tiga tahun lalu, Hamas belum menembakkan roket ke Israel, namun kelompok-kelompok lainnya yang melakukan. Meski begitu pada waktu yang sama, Hamas telah mendukung dan memuji serangan menusuk dan serangan mobil terhadap orang-orang Israel di Israel dan Tepi Barat.
Dalam wawancara dengan The Jerusalem Post itu, Yousef juga berbicara tentang pengalaman terakhirnya di penjara Israel, hubungan kepemimpinan Hamas dengan Penjara Israel, situasi kemanusiaan di Gaza, pemahaman Hamas baru-baru ini dengan pemimpin Fatah yang diasingkan Muhammad Dahlan, status Hamas di Tepi Barat, upaya rekonsiliasi Fatah-Hamas, upaya Presiden AS Donald Trump untuk menghidupkan kembali proses perdamaian, dan sejumlah isu lainnya.
Yousef memiliki enam putra dan tiga putri. Salah satu anaknya, Mosab Yousef, masuk agama Kristen dan bekerja dengan Shin Bet untuk mencegah serangan terhadap warga sipil Israel. (T/B05/P1 )
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Serangan Bertubi-tubi Israel ke RS Kamal Adwan Tak Dapat Diterima