Gaza, MINA – Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, menegaskan kembali komitmennya terhadap kesepakatan gencatan senjata terbaru untuk Gaza yang disepakati pada 18 Agustus lalu bersama faksi-faksi perlawanan Palestina.
Dalam pernyataannya, Senin (8/9), Hamas menekankan tetap terbuka terhadap ide, saran, dan rekomendasi yang menjamin gencatan senjata permanen di Gaza, penarikan penuh pasukan pendudukan, aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, serta pertukaran tahanan yang adil melalui negosiasi serius dengan perantara.
Hamas menuding Israel terus menghalangi tercapainya kesepakatan dengan melanjutkan agresinya di Gaza. Padahal, Hamas telah menunjukkan fleksibilitas dalam perundingan dan masih menunggu jawaban resmi dari pihak Israel terkait usulan mediator.
Selain itu, Hamas menyatakan kesediaannya terhadap pembentukan pemerintahan teknokratik nasional independen yang segera bertanggung jawab atas pengelolaan seluruh sektor di Gaza.
Baca Juga: Sejak Ahad Pagi, Pasukan Zionis Hancurkan Lebih dari 50 Bangunan di Gaza
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru memutuskan untuk mengokupasi Kota Gaza setelah Hamas menyetujui proposal mediator. Keputusan tersebut dinilai sebagai bukti keengganan Israel menghentikan kekerasan.
Sementara itu, tokoh oposisi Israel Yair Lapid menilai pemerintah Netanyahu memanipulasi situasi sementara para sandera sekarat. Ia menolak bergabung dengan pemerintahan darurat seperti yang diusulkan Benny Gantz, tetapi menawarkan jaring pengaman eksternal dari pihak oposisi bila hal itu membantu tercapainya kesepakatan pembebasan tawanan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Enam Warga Palestina Meninggal Kelaparan di Gaza dalam 24 Jam Terakhir