Hamas Tegaskan Perlawanan Palestina terhadap Israel Berlanjut

(Foto: Istimewa)

Gaza, MINA – Gerakan mengecam serangan udara terbaru Israel terhadap posisinya di Jalur Gaza yang terblokade.

Hamas menekankan bangsa Palestina akan dengan tegas melanjutkan perjuangan mereka melawan rezim pendudukan.

Juru bicara Hamas Abdul Latif Al-Qanoua mengatakan pada Rabu (27/9), serangan udara berulang kali yang dilakukan militer Israel terhadap posisi pejuang perlawanan di Gaza merupakan tindakan putus asa menghentikan perlawanan Palestina agar meninggalkan Masjid Al-Aqsa.

“Bangsa kita akan melanjutkan perjuangannya yang sah di segala bidang dan melalui segala cara yang ada. Tindakan teror, pengeboman, dan pengepungan yang dilakukan penjajah tidak akan melemahkan tekad kami dan tidak akan menghentikan revolusi dalam membela kesucian kami,” kata Al-Qanoua.

Pada Selasa, serangan udara Israel menghantam beberapa sasaran di Jalur Gaza, setelah pengunjuk rasa Palestina berbondong-bondong selama 12 hari mengecam serangan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa.

Tidak ada laporan mengenai korban jiwa di Gaza akibat serangan udara Israel, namun pejabat kesehatan Palestina melaporkan pasukan Israel menembak dan melukai 11 pengunjuk rasa selama protes hari Selasa di sepanjang perbatasan.

Tentara Israel mengatakan, mereka menggunakan drone, helikopter, dan tank untuk menyerang beberapa pos di Gaza utara dan selatan milik Hamas.

Kelompok dan pihak berwenang Muslim telah memperingatkan terhadap upaya Israel untuk membagi kompleks suci antara Muslim dan Yahudi dengan mengabaikan perasaan jutaan Muslim di seluruh dunia.

Serangan pemukim Israel ke kompleks Masjid al-Aqsa dan kekerasan terhadap warga Palestina telah meningkat sejak kabinet garis keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mulai menjabat pada bulan Desember lalu.

Pembobolan massal pemukim hampir selalu terjadi atas perintah kelompok kuil yang didukung Tel Aviv dan di bawah naungan polisi Israel di al-Quds, yang menyebabkan konfrontasi harian dengan warga Palestina di masjid, yang menyebabkan banyak orang terluka, ditangkap, dan ditahan. terbunuh.

Ibadah non-Muslim di kompleks tersebut dilarang berdasarkan perjanjian antara Israel dan Yordania setelah perebutan al-Quds Timur oleh rezim tersebut pada tahun 1967. (T/R2/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.