Gaza, MINA – Terobosan gencatan senjata di Jalur Gaza yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghadapi tantangan serius. Meski pemerintah AS mengklaim telah memperoleh persetujuan prinsipil dari berbagai pihak, kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menolak keras klausul yang menuntut penyerahan senjata.
Juru bicara Hamas di Lebanon, Walid Kilani menegaskan pada Sabtu (4/10) bahwa isu perlucutan senjata sama sekali tidak pernah menjadi bagian dari kesepakatan.
“Sikap kami jelas dan tegas: selama pendudukan berlanjut, perlawanan akan terus ada,” kata Kilani. Al-Jazeera melaporkan.
Hamas menekankan, perlucutan senjata hanya bisa dibicarakan dalam konteks yang sangat spesifik, yakni setelah berdirinya negara Palestina yang berdaulat. Hingga saat itu, kelompok perlawanan menolak segala bentuk penyerahan persenjataan mereka.
Baca Juga: Per 4 Oktober 2025, Syuhada Gaza Capai 67.074 Orang
Langkah ini menjadi potensi hambatan serius bagi implementasi penuh rencana perdamaian Gaza yang ambisius itu, yang sejatinya mencakup penghentian konflik berskala besar, pembukaan akses kemanusiaan, dan rekonstruksi wilayah terdampak perang.
Latar belakang pernyataan Hamas ini muncul di tengah tekanan internasional agar kedua belah pihak menahan diri dan memulai dialog damai yang bisa mengakhiri dekade-dakade ketegangan bersenjata di Jalur Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anak Palestina, Maryam Diseret dan Diikat di Pohon oleh Pemukim Yahudi Israel