Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamas Terbuka untuk Perundingan Akhiri Perang

kurnia - Kamis, 14 Desember 2023 - 22:05 WIB

Kamis, 14 Desember 2023 - 22:05 WIB

11 Views ㅤ

Ismail Haniyah, pemimpin gerakan perlawanan Hamas di Gaza Palestina (Foto: The Gaza Post)

Gaza, MINA –  Faksi perlawanan Palestina Hamas terbuka terhadap perundingan mengakhiri perang dengan Zionis Israel namun mengarah negara Palestina merdeka, demikian Kepala Biro Politik  Hamas Ismail Haniyeh.

Ia menekankan, kesepakatan akhir itu harus mengarah pada negara Palestina yang merdeka.

Hamas siap untuk berdialog dengan rezim Israel, berharap bahwa pembicaraan di masa depan dapat mewujudkan rumah Palestina baik di Tepi Barat maupun Jalur Gaza,” kata Ismail Haniyeh dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Rabu (13/12).

“Kami terbuka untuk mendiskusikan pengaturan atau inisiatif apa pun yang dapat mengakhiri agresi dan mengarah pada jalur politik yang menjamin hak rakyat Palestina atas negara merdeka  dengan Yerusalem sebagai Ibu kotanya,” kata Haniyeh dikutip dari Sky News.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Namun, Haniyeh kemudian memperingatkan segala upaya untuk mengecualikan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya dari penyelesaian pascaperang akan menjadi sebuah “khayalan”.

Komentar Ismail Haniyeh muncul hanya satu hari setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan negara Palestina tidak mungkin terwujud.

Dalam pernyataannya, Benjamin Netanyahu bersumpah untuk tidak pernah mengulangi kesalahan Oslo, perjanjian perdamaian tahun 1993 yang menciptakan peta jalan bagi negara Palestina yang berdaulat.

Netanyahu menyebut Perjanjian Oslo adalah kesalahan besar Israel. Perjanjian Oslo I ditandatangani oleh Presiden Otoritas Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Arafat, dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin di Gedung Putih, Amerika Serikat.

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Rencananya, Perjanjian Oslo dapat menjadi cikal bakal terbentuknya negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.

Namun pada 4 November 1995, oposisi Israel membunuh Yitzhak Rabin setelah ia menandatangani Perjanjian Oslo II pada 28 September 1995 dan negara Palestina yang merdeka tidak pernah terwujud. (T/R4/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian

Rekomendasi untuk Anda