Gaza, MINA – Seorang pejabat tinggi Hamas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sengaja membiarkan sandera Israel di Gaza kelaparan, setelah gagal menemukan dan membunuh mereka melalui serangan udara.
Dalam pernyataan Ahad (3/8), anggota hamas/">Biro Politik Hamas Izzat al-Rishq menyebut tindakan kelaparan dan kehausan yang diterapkan Netanyahu terhadap warga Gaza kini juga berdampak pada sandera Israel. Ia menegaskan entitas Zionis bertanggung jawab penuh atas kondisi tersebut.
Al-Rishq mengklaim kelompok perlawanan Palestina memperlakukan sandera Israel sesuai prinsip agama dan kemanusiaan, dengan berbagi makanan dan air yang juga langka bagi warga Gaza.
Ia mengingatkan bahwa dalam pertukaran tahanan sebelumnya, sandera Israel selalu dibebaskan dalam kondisi fisik dan mental baik. Namun kini, mereka dikabarkan menderita kelaparan, kelemahan, dan penurunan berat badan, mirip dengan penderitaan warga Gaza yang diblokade.
Baca Juga: 22.000 Truk Tertahan di Perbatasan, WHO Desak Penambahan Bantuan Masuk Gaza
“Penindasan Netanyahu terhadap rakyat Gaza juga menjerat para sandera. Ia kini mencoba ‘mendisiplinkan’ mereka melalui kelaparan keji,” ujarnya.
Al-Rishq meyakini tindakan kelaparan di Gaza adalah bagian dari strategi Netanyahu untuk menyelesaikan masalah sandera.
“Ketika Netanyahu gagal menemukan dan membunuh sandera lewat serangan udara, ia kini mencoba menyelesaikannya dengan membiarkan mereka kelaparan,” tegasnya.
Menurut Tel Aviv, 50 warga Israel masih ditahan di Gaza, dengan 20 di antaranya dipercaya masih hidup. Sementara itu, Israel saat menahan lebih dari 10.800 warga Palestina yang banyak mengalami penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis menurut kelompok HAM Palestina dan Israel. []
Baca Juga: Hamas: Serangan Israel Tidak akan Hapus Identitas Islam di Masjid Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)