Kabul, MINA – Mantan Presiden Afghantan Hamid Karzai menuduh Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengan Islamic State (ISIS) di negaranya.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Jazeera yang disiarkan pada Jumat (10/11), Karzai mengatakan bahwa pemerintah AS telah mengizinkan ISIS berkembang di Afghanistan.
“Dalam pandangan saya, di bawah kehadiran penuh, pengawasan, militer, politik, intelijen, Daesh (ISIS) telah muncul,” katanya. “Dan selama dua tahun orang-orang Afghanistan menangis keras karena penderitaan mereka dan pelanggaran. Tidak ada yang mereka lakukan untuk mencegah.”
Karzai mengatakan bahwa pemerintah AS Donald Trump membuat ISIS sebagai alasan untuk menjatuhkan sebuah bom besar di Afghanistan pada April 2017. Kemudian keesokan harinya, ISIS mengambil alih distrik tersebut.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
“Itu membuktikan kepada kita bahwa ada satu tangan di dalamnya dan tangan itu bukan milik orang lain selain mereka (AS) di Afghanistan,” tegasnya.
GBU-43, sebuah bom non-nuklir terbesar milik AS, dijatuhkan di distrik Achin di provinsi Nangarhar, dekat dengan perbatasan Pakistan pada April. Bom itu dilaporkan membunuh setidaknya 36 pejuang ISIS dan menghancurkan kompleks terowongan kelompok tersebut.
Komando Pusat AS (CENTCOM) berdalih, serangan tersebut dirancang untuk meminimalkan risiko bagi pasukan Afghanistan dan AS yang melakukan operasi pembersihan di daerah tersebut.
Bom yang juga dikenal sebagai “ibu dari semua bom” (MOAB) itu, sama dengan 11 ton TNT dengan radius ledakan 1,6 km. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mi’raj News Agency (MINA
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina