Gaza, 19 Rabi’ul Akhir 1437/29 Januari 2016 (MINA) – Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Hamas, Ismail Haniya mengatakan, “sebagian orang menyangka masa masa gencatan senjata di mana suara suara tank tak terdengar saat ini, adalah waktu untuk tidur dan leha leha, akan tetapi bagi Brigade Izuddin Al Qassam dan para pejuang Palestina lainnya, masa gencatan senjata adalah pertempuran persiapan untuk menghadapi zionis pada ronde mendatang.”
Haniya menyatakan ini dalam khutbah Jum’at-nya sebelum shalat Jumat dan sudah itu diadakan acara shalat jenazah untuk tujuh syuhada Al Qassam yang gugur dalam insiden longsornya terowongan militer Al Qassam. Demikian dilaporkan koresponden Kantor Berita Islam Mi’raj (Mi’raj Islamic News Agency- MINA) di Gaza.
Dalam kesempatan itu Haniya juga menyeru kepada mereka yang ia namakan dengan “orang orang yang ragu” terhadap kemampuan rakyat Palestina dalam melakukan perlawanan,” agar segera meninggalkan gaya tersebut dan tidak berusaha mempermainkan perasaan warga Palestina atau memanfaatkan penderitaan mereka.
Haniya juga mengatakan bahwa Al Qassam sedang berada di fase persiapan seperti biasa, bukan persiapan dalam keadaan genting.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Ia menegaskan persiapan ini adalah hal yang biasa, di mana para mujahidin memang selalu berada dalam status siaga penuh, baik di atas maupun di bawah tanah, di darat maupun di lautan, dan di terowongan terowongan yang digali di sekitar Gaza. “Semuanya itu tidak lain adalah untuk melindungi warga serta membebaskan Al Aqsa dan mengembalikan kesuciannya,” kata Haniya.
Dalam melepas ketujuh syuhada, da menambahkan: “kami melepas bintang para syuhada warga kami dan umat kami yang gugur di jalan pembebasan Al Quds dan Al Aqsa serta usaha untuk mengembalikan warga Palestina ke tanah airnya sendiri … dan inilah Gaza melepas para syuhadanya dengan kebanggaan dan ketegaran.”
Haniya selanjutnya secara khusus menjelaskan bahwa terowongan terowongan memiliki peran yang sangat besar dalam melahirkan kemenangan di pertempuran Al Ashf Al Ma’kul melawan zionis Israel tahun 2014 silam, dan merupakan senjata strategis para pejuang dalam melakukan berbagai misi membantai tentara agressor zionis Israel.
Haniya juga mengungkapkan: “Gaza telah melampui kemampuan dirinya sendiri yang tidak memiliki logistik, badan militer, dan dana yang cukup, akan tetapi memiliki keimanan, keinginan dan generasi yang melegenda.”
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Haniya juga menyampaikan pesan untuk Bangsa Arab dan Umat Islam dengan mengatakan: “para syuhada ini adalah hujjah bagi seluruh umat manusia… bersatulah untuk isu Palestina dan membebaskan situs situs sucinya dari penistaan penjajah, dan dukunglah para pejuang dengan berbagai cara..”
Selepas khotbah Jum’at, Haniya memimpin ratusan ribu warga Gaza menunaikan shalat Jum’at berjama’ah dan dilanjutkan dengan shalat jenazah untuk ketujuh syuhada Al Qassam. (L/K02/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka