Gaza, 11 Dzulqadah 1435/6 September 2014 (MINA) – Ismail Haniya, wakil kepala biro politik Hamas, mengatakan dalam khutbah Jum’at (59) di Masjid Al Soussi, kamp pengungsi pantai, barat Kota Gaza bahwa pertempuran dengan penjajah Israel bukan yang terakhir.
“Pertempuran kami dengan penjajah Zionis bukan yang terakhir, kemenangan kita terletak pada ketabahan dan perlawanan rakyat Palestina di Jalur Gaza, mereka bisa menghancurkan menara masjid namun tidak akan bisa menggulingkan tekad rakyat Gaza,” kata mantan perdana menteri Palestina, seperti dikutip oleh Al Qassam.
Dia juga menekankan ketabahan para pejuang perlawanan selama peperangan berlangsung yang mencapai 51 hari melawan penjajah, jika pun penjajah Israel menginginkan lebih dari itu para pejuang akan merespon dengan kekuatan penuh.
“Jika perang berlangsung selama 50 hari lagi maka para pejuang perlawnaan akan merespon dengan kekuatan penuh terhadap serangan Zionis Israel,” tegas Haniya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Haniya yang rumahnya dihancurkan oleh Zionist Israel hingga rata dengan tanah tersebut mengatakan bahwa fase selanjutnya setalah peperangan adalah melakukan rekonstruksi dan pembangunan kembali apa yang telah dihancurkan oleh penjajah serta memberikan bantuan kepada warga Gaza.
Menyinggung masalah perundingan di Kairo Haniya menegaskan bahwa perjanjian tersebut meliputi tiga hal penting yang telah disetujui. Tiga poin perundingan yang akan ditindaklanjuti di Kairo setelah satu bulan perjanjian gencatan senjata adalah pembangunan pelabuhan dan Bandara, permasalahan tawanan serta ketiga adalah perlucutan senjata perlawanan.
“Kami menyetujui perlucutan senjata perlawanan dengan syarat penjajah juga melucuti senjata mereka dan hengkang dari tanah kami” kata Haniya.
Dia menambahkan, bahwa Hamas tidak akan pernah menyetujui kesepakatan pihak arab atau siapaun untuk menyentuh senjata perlawanan Palestina.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Haniya juga meminta kepada Presiden Mahmoud Abbas yang menandatangani konvensi Roma, harus benar-benar yakin bahwa apa yang terkandung dalam kesepakatan tersebut merupakan tuntutan dari hak-hak rakyat Palestina.
Haniya menyerukan negara-negara arab dan masyarakat internasional untuk memberikan dukungan bantuan kemanusiaan kepada Jalur Gaza dan membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh panjajah. Serta secara khusus meminta kepada Mesir untuk membuka perbatasan Rafah dan memudahkan pergerakan warga dari dank e Jalur Gaza. (T/K01/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon