Haniyah Desak Mesir Buka Perlintasan Rafah Secara Permanen

Wakil Kepala Biro Politik Hamas juga Mantan Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah. (Foto: MINA)
Wakil Kepala Biro Politik Hamas juga Mantan Perdana Menteri , Ismail Haniyah. (Foto: MINA)

, 7 Jumadil Awwal 1437/15 Februari 2016 (MINA) –  Wakil Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah telah meminta pihak berwenang untuk membuka perlintasan perbatasan secara permanen.

“Ada ribuan orang di daftar tunggu, dan kami berharap bahwa penyeberangan selalu dapat tetap terbuka,” kata Haniyah sebagaimana Palestinian Information Center (PIC) memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (15/2).

“Kami terbuka untuk setiap inisiatif yang akan mengakhiri tragedi penutupan lanjutan dari perbatasan Rafah,” ujarnya.

Namun, pejabat Hamas itu mengucapkan terima kasih kepada pihak berwenang Mesir untuk membuka perlintasan selama dua hari dan memungkinkan perjalanan warga dengan kasus kemanusiaan.

Dia menegaskan bahwa Gerakan di Gaza tidak memiliki keamanan atau keterlibatan militer dalam peristiwa yang terjadi di Mesir atau negara lain dan tidak mencampuri urusan orang lain.

Haniyah juga meminta pemerintah Mesir untuk bekerja pada mendapatkan kembali empat warga Palestina yang diculik pada Agustus tahun lalu dari sebuah bus penumpang di dekat perbatasan Rafah dan mengakhiri penderitaan keluarga mereka.

Pihak berwenang Mesir telah membuka perbatasan Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza yang diblokade dengan Semenanjung Sinai Mesir di kedua arah selama dua hari pada Ahad-Sabtu (13-14 Februari 2016).

Penyeberangan dibuka pada jumlah terbatas pasien medis Palestina, mahasiswa dan warga Gaza yang membawa paspor asing.

Sejumlah warga Palestina yang terlantar di sisi Mesir dari persimpangan juga akan diizinkan kembali ke Jalur Gaza.

Sejak penggulingan Presiden terpilih Muhammad Mursi pada 2013 dalam kudeta militer yang dipimpin Al-Sisi, Kairo telah membuat perbatasan dengan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas tertutup rapat untuk sebagian besar.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Gaza, sepanjang perjalanan tahun lalu, pemerintah Mesir membuka penyeberangan Rafah hanya 21 hari dengan lalu lintas yang terbatas.

Periode panjang penutupan di persimpangan – yang hanya mewakili satu wilayah Gaza dari akses menuju dunia luar yang tidak di bawah kendali – telah membawa sekitar 1,9 juta penduduk daerah kantong pantai itu diambang bencana kemanusiaan.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.