Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PM PALESTINA: MENANGKAP PRAJURIT ISRAEL PRIORITAS UTAMA

Rana Setiawan - Selasa, 15 April 2014 - 14:00 WIB

Selasa, 15 April 2014 - 14:00 WIB

477 Views

Palestina Ismail Haniyah. (Foto: Samidoun.ca)" src="http://mirajnews.org/wp-content/uploads/2014/04/palestanian-pm-ismail-haniyeh_smidoun.jpg" alt="" width="460" height="276" border="0" /> PM Palestina Ismail Haniyah. (Foto: Samidoun.ca)

Gaza City, 15 Jumadil Akhir 1435/15 April 2014 (MINA) – Perdana Menteri Palestina di Jalur Gaza Ismail Haniyah mengatakan, menangkap tentara Israel adalah metode terbaik untuk mencapai kebebasan bagi para tawanan Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel.

“Menculik tentara Israel adalah prioritas utama dalam agenda Hamas dan gerakan perlawanan Palestina,” kata Haniyah dalam konferensi yang berfokus pada tahanan Palestina bertema “Tawanan Palestina Ikon Kebebasan” yang diadakan di Universitas Islam Gaza, Gaza City, Selasa (15/4).

Haniyah mengatakan, selama masih ada tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, metode terbaik untuk membebaskan mereka dengan menangkap tentara-tentara Israel, Ma’an News Agency melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pada Juni 2006, tentara Israel Gilad Shalit berhasil ditangkap oleh kelompok militan yang menyelinap ke Israel melalui sebuah terowongan dan mengambil tawanan mereka kembali ke Jalur Gaza dengan cara yang sama.

Baca Juga: Jurnalis Palestina Menangkan Penghargaan Anugerah Emmy 

Pada 18 Oktober 2011 Shalit dibebaskan dalam pertukaran dengan sejumlah 1.027 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Gerakan perlawanan Hamas menyatakan pertukaran tahanan itu sebagai kemenangan besar.

Sejumlah 4.880 warga Palestina ditahan di penjara Israel pada Januari 2014 , menurut organisasi HAM Israel B’tselem. Pada akhir September 2012, terdapat sekitar 60 tahanan Palestina yang ditahan di dalam sel isolasi, termasuk dua di antaranya ditempatkan secara terpisah untuk alasan negara atau keamanan penjara.

Banyak tahanan Palestina yang ditahan selama bertahun-tahun tanpa diadili, dan orang-orang yang dikenakan hukuman, lebih dari 99 persen mereka yang ditahan seringkali dengan sedikit atau tidak ada bukti atas penahanan mereka.

Baca Juga: PM Palestina: DK PBB Bersalah atas Standar Ganda Tak Manusiawi

Realisasikan Kesepakatan Rekonsiliasi

Ia menegaskan, pemerintahan berjalan sesuai garis dokumen untuk mengakhiri perpecahan dan merealisasikan rekonsiliasi. Petinggi Hamas itu mengisyaratkan, akan segera melakukan pembahasan mengenai sejumlah agenda dengan delegasi gerakan Palestina lainnya yang datang ke Jalur Gaza pada pekan depan.

Pada fase berikutnya akan dilakukan pelaksanaan dan agenda kesepakatan Rekonsiliasi ynag telh ditandatangani di Kairo dan Doha demi mengakhiri perpecahan internal, ungkapnya.

Tahapan itu merupakan fase realisasi dan mengakhiri perpecahan, bukan hanya duduk dalam pertemuan. Ia menyerukan semua pihak terkait menyepakati program nasional bersama yang dapat melindungi hak-hak dan prinsip untuk membangun rujukan dewan pimpinan serta menggelar pemilu dewan nasional serta membuka alternatif bagi perlawanan dengan segala bentuknya.

Baca Juga: UNRWA: Lebih dari 625 Ribu anak di Gaza Alami Trauma Berat

“Negosiasi dengan pendudukan Israel telah gagal,” tegasnya, menyebut kegagalan Amerika Serikat yang mendukung negosiasi otoritas Palestina-Israel sebuah “fakta tak terbantahkan.”(T/P02/EO2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hamas: Pidato Netanyahu di PBB Ancaman Nyata bagi Perdamaian Global

Rekomendasi untuk Anda