Gaza City, 20 Rajab 1434/19 Mei 2014 (MINA) – Perdana Menteri Palestina di Jalur Gaza, Ismail Haniyyah, menegaskan, persatuan merupakan cara terampuh menghadapi penjahahan Zionis Israel.
Sawt al-Aqsa melaporkan, Haniyyah mengucapkan hal itu saat menerima secara resmi delegasi konvoi bantuan dari Aljazair dan Jordania dalam upaya membuka blokade di Jalur Gaza, Senin sore (19/5).
“Kami sangat menghargai upaya solidaritas yang tulus membuka blokade oleh delegasi, yang kami anggap mewakili bangsa Arab,” ujar Haniyyah, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Ia menambahkan, Palestina sangat konsisten untuk melaksanakan ketentuan perjanjian rekonsiliasi, pemulihan persatuan nasional, sebagai cara yang paling penting untuk menghadapi Zionis.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Ketua delegasi, Rashad Baz, mengatakan, konvoi bantuan akan terus berdatangan ke Jalur Gaza dan rakyat Palestina, dalam upaya membuka blokade.
Baz juga mendukung penuh perjanjian rekonsiliasi baru-baru ini antara Fatah dan Hamas.
“Menjadi tugas dan kewajiban seluruh negara Arab dan dunia Islam, membuka blokade Jalur Gaza,” ujarnya.
Blokade Zionis Israel terhadap Jalur Gaza sejak 2007 adalah pengepungan terlama sepanjang sejarah.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Jalur Gaza yang berpenduduk sekitar 1,8 juta jiwa telah berada di bawah blokade ketat Zionis Israel baik di darat, laut maupun udara sejak tahun 2007, menjadikannya sebagai penjara terbuka terbesar di dunia. Zionis Israel terus menghalangi pihak luar untuk mengirkm bantuan barang-barang kebutuhan hidup warga Gaza. Satu-satunya jalur resmi adalah pintu perbatasan Rafah, dan itu sangat tergantung kepada kebijakan pemerintah Mesir dalam membuka pintu tersebut. (T/R1/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza