Beirut, MINA – Kepala Biro Politik gerakan perlawanan Hamas Palestina Ismail Haniyeh mengatakan, rezim Israel sengaja memperpanjang proses negosiasi gencatan senjata untuk melanjutkan perang genosida terhadap Jalur Gaza.
“Pendudukan menggunakan negosiasi untuk melanjutkan agresinya terhadap rakyat kami,” kata Haniyeh pada Jumat (31/5), saat berpidato di sebuah acara di ibu kota Lebanon, Beirut. Press TV melaporkan.
Namun, ia menambahkan bahwa “faksi perlawanan tidak mau menjadi bagian dari manuver ini.”
Rezim pendudukan melancarkan perang melawan Gaza pada Oktober lalu sebagai tanggapan terhadap Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah operasi pembalasan yang dilakukan oleh gerakan perlawanan di wilayah Gaza Palestina.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Serangan militer Israel telah menewaskan sedikitnya 36.224 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Mesir dan Qatar telah memediasi perundingan yang bertujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata setelah perjanjian gencatan senjata pada bulan November 2023, di mana Hamas membebaskan 105 tawanan yang disandera.
Pada awal Mei, Hamas menyetujui proposal gencatan senjata lainnya yang memungkinkan penghentian agresi Israel dan pembebasan sisa tawanan. Namun, rezim Israel menolak usulan tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)