Gaza, MINA — Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh mengeluarkan pernyataan menyusul pembunuhan saudara perempuannya baru-baru ini, dengan mengatakan serangan tersebut tidak akan mengubah posisi perlawanan terhadap perundingan gencatan senjata.
Adik perempuan Haniyeh termasuk di antara 13 orang yang dilaporkan tewas dalam serangan Israel di kamp Shati pada Selasa (25/6) pagi. Palestinian Information Center melaporkan.
“Jika musuh kriminal berpikir bahwa menargetkan keluarga saya akan mengubah posisi kami atau kelompok perlawanan, mereka hanya berkhayal,” tegasnya.
Dia lebih lanjut menekankan bahwa setiap proposal gencatan senjata yang tidak menjamin diakhirinya serangan Israel di Gaza “bukanlah sebuah perjanjian”.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
“Gerakan ini memberikan semua fleksibilitas yang ada, dan tanpa ragu-ragu menyetujui semua proyek yang diusulkan, asalkan hasilnya adalah penghentian kejahatan, diakhirinya agresi, dan penarikan penuh dari Jalur Gaza,” ujarnya.
April lalu, tiga putra Haneyya (Hazem, Amir, dan Muhammad) dan tiga cucunya syahid dalam serangan udara Israel yang menargetkan mobil sipil di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, di utara Jalur Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka