Hanya Satu Suara Mendukung, AS Dipermalukan di Dewan Keamanan PBB

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo. (Foto: Anadolu Agency)

Teheran, MINA – Presiden Hassan Rouhani mengatakan, Sabtu (15/8), (AS) menderita kekalahan yang memalukan dengan penolakan untuk memperpanjang terhadap Pemerintah Teheran, dengan hanya memperoleh satu suara mendukung.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut peristiwa itu sebagai “kesalahan serius”, MEMO melaporkan.

Dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pada Jumat tentang upaya AS untuk memperpanjang embargo senjata badan dunia itu terhadap Iran, maka Rusia dan Cina termasuk yang memberikan suara menentang, sementara 11 anggota abstain, termasuk Perancis, Jerman dan Inggris.  Republik Dominika adalah satu-satunya suara yang mendukung.

“Saya tidak ingat Amerika Serikat mempersiapkan resolusi selama berbulan-bulan untuk menyerang Republik Islam Iran, dan itu hanya mendapatkan satu suara,” kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Tetapi sukses besar adalah bahwa Amerika Serikat dikalahkan dalam konspirasi ini dengan penghinaan,” tambahnya.

Embargo senjata PBB terhadap Iran akan berakhir di bawah kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia.

Kesepakatan itu menetapkan, sanksi internasional terhadap Iran dicabut sebagai imbalan karena Teheran membatasi program nuklirnya. Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan itu pada 2018.

“Ini adalah kesalahan serius, kami menyesalinya,” kata Pompeo pada hari Sabtu tentang pemungutan suara Dewan Keamanan dalam konferensi pers saat kunjungan ke Polandia.

Dewan Keamanan PBB beranggotakan 15 anggota, terdiri dari lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap. Indonesia, anggota tidak tetap,  memegang jabatan pimpinan dewan pada bulan Agustus ini. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.