Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga Minyak Naik Usai Ancaman Tarif Trump ke India

Widi Kusnadi Editor : Bahron Ans. - 16 detik yang lalu

16 detik yang lalu

0 Views

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi - hindustantimes.com -

New York, MINA – Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada Rabu (6/8), setelah sebelumnya jatuh ke level terendah dalam lima pekan. Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan, menyusul ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memberlakukan tarif terhadap India atas pembelian minyak mentah dari Rusia.

Mengutip laporan Al-Xinhua, harga minyak mentah Brent naik sebesar 29 sen atau 0,4 persen menjadi US$67,93 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 28 sen atau 0,4 persen ke posisi US$65,44 per barel.

Kedua jenis kontrak tersebut sebelumnya sempat turun lebih dari US$1 pada perdagangan Selasa (5/8), ditutup di posisi terendah dalam lima minggu setelah empat hari berturut-turut mencatat penurunan harga.

“Investor sedang menganalisis apakah India akan mengurangi pembelian minyak dari Rusia sebagai tanggapan atas tekanan dari Washington. Jika itu terjadi, pasokan global berpotensi semakin ketat. Namun hingga kini, belum ada kepastian soal itu,” kata Yuki Takashima, Ekonom di Nomura Securities.

Baca Juga: Wabah Chikungunya Meluas di China Selatan, Lebih dari 7.000 Terinfeksi

Menurut Takashima, selama India mempertahankan stabilitas impornya, harga minyak WTI diperkirakan akan bertahan di kisaran US$60 hingga US$70 per barel sepanjang bulan ini.

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) sebelumnya telah menyetujui peningkatan produksi sebesar 547 ribu barel per hari mulai September. Langkah ini mempercepat pengakhiran pemangkasan produksi yang sebelumnya diberlakukan untuk menstabilkan harga pasar.

OPEC+, yang menguasai sekitar 50 persen pasokan minyak dunia, telah memangkas produksi secara kolektif selama beberapa tahun terakhir. Namun, pada tahun ini, kelompok tersebut mulai meningkatkan kembali produksi guna merebut kembali pangsa pasar dari pesaing non-OPEC.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara AS dan India semakin meningkat. Trump mengancam akan menerapkan tarif yang lebih tinggi atas barang-barang asal India dalam waktu 24 jam jika negara itu tidak menghentikan pembelian minyak dari Rusia.

Baca Juga: Israel Langgar Konvensi Genosida di Gaza, Akui Presiden J Street

Ia juga menyebut bahwa tekanan harga energi dapat menjadi alat diplomatik untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin agar mengakhiri agresi militernya di Ukraina. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Afsel Desak Banyak Negara Akui Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Amerika