Harga Sewa Hotel di Saudi Melambung Hingga 300 Persen, Biaya Umrah Terancam Naik

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Republik Indonesia () mengakui meroketnya harga sewa hotel di mengakibatkan harga paket umrah ikut mengalami kenaikan.

Kendati harga sewa hotel di Saudi melambung hingga 300 persen, namun antusiasme umat Islam untuk menunaikan ibadah umrah kian meningkat.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI) Firman M Nur mengatakan dalam keterangan resminya, Senin (2/1), meski dibayang-bayangi resesi ekonomi dunia, namun ternyata aktifitas perjalanan ibadah umrah terus meningkat.

Kerinduan umat Islam terhadap Tanah Suci pun begitu tinggi, terlebih pasca pandemi yang melanda dunia selama hampir dua tahun.

“AMPHURI yakin dan optimis bahwa keberlangsungan usaha perjalanan umrah akan tetap berjalan di tengah kompleksitas masalah yang dihadapi saat ini,” kata Firman M Nur, di Jakarta.

Dia menyampaikan, jika sebelumnya, timbul masalah langkanya vaksin meningitis, lalu disusul melambungnya tarif tiket, kini harga hotel ikut meroket.

Menurut Firman, sampai saat ini tingkat hunian hotel di Mekkah dan Madinah masih tinggi, semua hotel menyatakan full booked. Hal ini mengakibatkan penyelenggara perjalanan ibadah umrah kesulitan untuk mendapatkan kamar hotel.

“Inilah untuk kali pertama dalam sejarah hotel di Mekkah dan Madinah di semua taraf dinyatakan full booked dan sulit didapat,” ungkapnya.

Firman menegaskan kondisi ini telah berlangsung sejak November 2022. Bahkan diperkirakan durasi high season akan terus berlanjut hingga Januari 2023. Pasalnya, hampir semua biro travel tidak dapat kamar hotel untuk Desember, padahal pemesanan dilakukan November lalu.

“Kondisi ini membuat harga hotel melambung hingga 300 persen,” ungkapnya.

Lebih lanjut Firman mengatakan, kondisi tersebut disebabkan beberapa faktor, di antaranya meningkatkan jumlah kedatangan jamaah umrah dari berbagai negara, pasca ditutupnya umrah selama pandemi yang berlangsung hampir dua tahun.

Selain itu diakibatkan adanya libur panjang di seluruh negara, ditambah lagi tingginya antusiasme umat Islam untuk menunaikan umrah pasca pandemi.

“Dan saat ini hotel-hotel di Arab Saudi membuat kebijakan terkait reservasi grup yang tidak lagi sebanyak sebelumnya, hanya disediakan sekitar 60-70 persen untuk kuota grup,” tegasnya.

Firman berharap masyarakat bisa memahami dan memaklumi kondisi saat ini yang begitu berat bagi penyelenggara perjalanan ibadah umrah untuk tetap dapat memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah sebagaimana di komitmen awal.

Oleh karena itu, lanjut Firman, AMPHURI menyarankan para pelaku usaha perjalanan ibadah umrah dan jamaah agar duduk bersama bermusyawarah untuk membicarakan kondisi yang terjadi.

Lebih lanjut Firman mengimbau kepada pelaku perjalanan umrah, jika memang harus melakukan penambahan biaya, maka penambahan biaya tersebut harus sesuai yang disetujui jamaah.

“Pun jika memang ada perubahan pelayanan dikarenakan hotel yang dipilih telah full booked, sebaiknya disosialisasikan kepada jamaah terlebih dulu,” ujarnya.

Artinya, kata Firman, jika memang harus melakukan perubahan program atau jadwal keberangkatan semua itu harus disosialisasikan kepada jamaah, sehingga jamaah tetap merasa aman, nyaman dan menyenangkan

“Sebaiknya, jika ada perubahan program dan harga, penyelenggara bisa menawarkan program tersebut dengan komitmen baru yang disetujui jamaah,” pungkasnya.(R/R1/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.