New York, 4 Jumadil Awwal 1438/1 Februari 2017 (MINA) – Dalam perayaan 1 Februari sebagai Hari Hijab Dunia, seolah kembali menegaskan hak wanita Muslim untuk mengenakan hijab.
Dalam konferensi pers Selasa (31/1), Council on American-Islamic Relations (CAIR-NY) berpartisipasi bersama dengan organisasi beasiswa Pendidikan dan Pelatihan untuk Asia Selatan (SAFEST), pejabat publik dan organisasi masyarakat sipil lainnya untuk mendukung konferensi tersebut.
CAIR mencatat tujuan dari partisipasi dalam acara itu menyampaikan tentang betapa pentingnya menekankan kembali hak-hak Muslim di Amerika.
CAIR adalah organisasi terbesar di Amerika untuk kebebasan warga Muslim dalam mengamalkan ajaran agamnya. Misinya utamnya untuk mendorong dialog, melindungi kebebasan sipil, memberdayakan Muslim Amerika, dan membangun kebersamaan yang mempromosikan pentingnya keadilan dan saling pengertian.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Acara tersebut menjadi salah satu sarana efektif untuk menguatkan persatuan diantara kaum Muslim Amerika yang selama ini seringkali tersudutkan terlebih lagi di awal kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Baru-baru ini juga ribuan orang di berbagai wilayah Amerika berunjuk rasa menentang larangan imigrasi yang diterapkan Presiden Donald Trump. Trump melarang kedatangan pengungsi dan menolak menerbitkan visa bagi warga negara dari tujuh negara yang mayoritas berpenduduk Muslim.
Sejak terpilihnya Trump, dua warga Muslim Amerika Yasmeen dan Sara Hassan sudah berhati-hati menyikapi bagaimana sesama warga New York akan melihat hijab yang mereka pakai.
Ibu mereka mengkhawatirkan keselamatan putrinya dalam perjalanan dari dan menuju sekolah. Ketika Trump terpilih, ketakutan terburuk mereka tentang Islamofobia mencuat.(L/R07/RS3)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)