Srinagar, MINA – Otoritas India kembali memperketat pembatasan bergerak warga muslim Khasmir sebelum waktu shalat Jumat di Srinagar, kota utama Kashmir yang dikelola India.
Poster-poster dibagikan di masjid-masjid yang menyerukan unjuk rasa terhadap kantor PBB.
Wilayah yang disengketakan itu berada di ujung tanduk setelah pemerintah nasionalis Hindu India pada 5 Agustus mencabut status khusus Khasmir dengan membatalkan Artikel 370 konstitusi.
Menjelang langkah kontroversialnya, India mengirim ribuan pasukan tambahan ke wilayah itu, menangkap para pemimpin politik, memberlakukan jam malam serta menutup layanan telekomunikasi dan internet.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pada hari Jumat, pihak berwenang memberlakukan kembali pembatasan yang telah mereda di beberapa daerah. Pasukan paramiliter dikerahkan untuk mencegah kemungkinan protes dan jalan ditutup dengan kawat berduri dan barikade baja, demikian Al Jazeera melaporkan.
Akses menuju kantor Kelompok Pengamat Militer PBB untuk India dan Pakistan (UNMOGIP) yang berada di daerah Sonwar di Srinagar diblokir.
Namun, ratusan orang turun di jalan-jalan Soura, sebuah kantong padat penduduk di Srinagar. Mereka mengecam penghapusan Artikel 370.
“Kami akan terus mengambil jalan sampai penindasan ini belum berakhir,” kata seorang pengunjuk rasa wanita, ketika yang lain meneriakkan slogan-slogan anti-India dan memegang spanduk bertuliskan “Bangun PBB”.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Kami telah mengorbankan hidup kami, anak-anak kami dan segalanya, mereka tidak bisa membungkam kami semua,” tambahnya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai