Yogyakarta, MINA – Pakar Pembebasan Baitul Maqdis asal Hebron, Palestina, Prof. Dr. Abd Al-Fattah El-Awaisi mengatakan, untuk membebaskan Baitul Maqdis butuh strategi yang matang.
Hal itu disampaikan olehnya pada hari kedua kegiatan Saladin Camp Pembebasan Baitul Maqdis di Aula Asrama Haji Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (24/9).
“Mempelajari Baitul Maqdis bukan harus menghafal ciri-ciri fisiknya, namun mempelajari strategi Rasulullah dan para sahabat atau pejuang terdahulu (roadmap nabawiyah) dalam membebaskan Baitul Maqdis,” kata Abd Al-Fattah.
Untuk membentuk strategi, lanjut Abd Al-Fattah, diawali dengan banyak membaca literasi-literasi tentang Baitul Maqdis.
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue
“Membaca, berpikir, mencatat menjadi langkah awal membentuk kekuatan membebaskan Baitul Maqdis,” ujar Guru Besar Hubungan Internasional di sejumlah universitas di Inggris, Turki, Malaysia, dan negara-negara Arab itu.
“Membaca dan mengetahui membawa kita kepada keyakinan. Cari tahu dulu baru meyakini. Itu perintah Allah SWT,” tambah Syekh Abd Al-Fattah.
Dia mengatakan, hingga saat ini belum ada rencana-rencana strategi untuk membebaskan Baitul Maqdis.
“Yang ada hanya reaksi atas sebuah peristiwa seperti adanya aksi demonstrasi dan sebagainya,” ujarnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Kamis Ini
Abd Al-Fattah kemudian kembali menekankan pentingnya membaca dan memahami Baitul Maqdis sehingga terbentuk pemikiran yang mampu merancang rencana-rencana stategi pembebasan Masjid Al-Aqsa.
Menurut informasi yang dikutip dari sosial media Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) selaku penyelenggara acara, Saladin Camp tersebut berlangsung selama tujuh hari, mulai Senin 23 September- Ahad 29 September 2024. Senin hingga Kamis ialah tahap basic, sementara Jumat sampai Ahad yaitu tahap intermediate.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Jawa Tengah