Ramallah, 29 Rabi’ul Akhir 1437/8 Februari 2016 (MINA) – Memasuki hari ke-48 mogok makannya, wartawan Palestina Muhammad Al-Qeeq dalam keadaan koma.
Pusat Informasi Palestina PIC (The Palestinian News Center), yang dilansir Mondoweiss Ahad (7/2) waktu setempat menyebutkan, sumber keluarga mengungkapkan Muhammad Al-Qeeq memasuki tahap kritis akibat mogok makan sejak 24 November 2015.
“Suami saya sudah sangat kritis,” ujar isteri Al-Qeeq.
Emek Medical Center (EMC), rumah sakit di kawasan Afula, kota di distrik utara Israel, tempat ia dirawat, dikabarkan mulai mengambil paksa sampel darah dari tubuhnya sebagai langkah awal untuk memaksa memberinya makan, ujar isterinya, seperti dikatakan pengacaranya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Sebelumnya, pada hari ke-46 mogok makan, Al-Qeeq kehilangan kemampuan untuk berbicara dan berjalan, dan mulai muntah-muntah dan buang air kecil darah.
Menurut pengacaranya, Ashraf Abu Snena, Al-Qeeq hampir tidak dapat berkomunikasi menggunakan isyarat.
Kedua kakinya dan salah satu lengannya diborgol di tempat tidur sepanjang waktu, dan dia sudah kehilangan 22 kg berat badannya.
Muhammad Al-Qeeq adalah pria kelahiran desa Dura, dekat Hebron, adalah seorang wartawan yang bekerja untuk saluran berita Arab “Al-Majd.”
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Al-Qeeq ditangkap pada 21 November tahun 2015 saat tentara Israel meledakkan pintu depan rumahnya dan membawanya untuk diinterogasi di pusat penahanan Kison (Jalame), Israel.
Dia melakukan aksi mogok makan sebagai protes terhadap penahanan dirinya di bawah penahanan administratif tanpa tuduhan atau pengadilan apa pun.
Seminggu terakhir, Al-Qeeq telah menolak tawaran Israel untuk pembebasannya setelah selesai memperpanjang penahanan administratifnya untuk terakhir kalinya. Namun, dia menyatakan untuk tetap mempertahankan mogok makannya sampai pembebasan tanpa syaratnya. (T/P4/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)