Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari ke-54 Penyelenggaraan Haji, 386 Jamaah Indonesia Wafat di Tanah Suci

Hasanatun Aliyah Editor : Arif R - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Jamaah lansia dibantu petugas haji saat tiba di Madinah, Arab Saudi, Ahad (4/5/2025).(Foto: Humas Kemenag)

Makkah, MINA – Memasuki hari ke-54 pelaksanaan ibadah haji 2025, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenag RI) melaporkan, Kamis (26/6), jumlah jamaah haji yang wafat telah mencapai 386 orang.

Data yang dirilis Siskohatkes per 24 Juni 2025. Selain itu, tercatat sebanyak 225.852 kunjungan rawat jalan oleh jamaah di Daerah Kerja Makkah dan Madinah hingga pukul 16.00 waktu Arab Saudi pada hari yang sama.

Tingginya jumlah kunjungan rawat jalan ini menimbulkan sejumlah masukan dari jamaah, terutama terkait keterbatasan jumlah petugas kesehatan di lapangan. Beberapa jamaah menilai bahwa rasio antara petugas dan jumlah jamaah belum ideal.

“Saya dari Kloter 32, Enrekang. Saat berobat di Pos Kesehatan, hanya ada satu dokter dan satu perawat, padahal jumlah jamaah kami sekitar tiga ratusan orang, banyak yang lansia,” ungkap Mariani Kadang, jamaah asal Sulawesi Selatan.

Baca Juga: DPR: Evakuasi WNI dari Iran Dilakukan Bertahap

Senada, Suherman S. Bakak dari kloter yang sama menyoroti tantangan berat yang dihadapi petugas dalam memberikan pelayanan. Ia menekankan pentingnya menjaga kesehatan petugas yang juga bekerja dalam tekanan dan waktu istirahat yang terbatas.

Kondisi di lapangan turut diungkapkan oleh dr. Muhammad Ulin Nuha, salah satu Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) dari Jawa Barat. Ia menyampaikan bahwa satu tim medis kadang harus menangani dua hotel sekaligus karena kurangnya tenaga kesehatan.

“Di hotel 210, kami dari Kloter KJT dengan satu dokter, satu perawat, dan satu tenaga dari PHD juga membantu jamaah di hotel 211 yang belum memiliki petugas TKHK,” jelas dr. Ulin.

Ia mengusulkan agar distribusi petugas disesuaikan dengan rasio ideal, yakni satu dokter dan satu perawat untuk setiap 120–150 jamaah. Menurutnya, pendekatan berbasis hotel saat ini menyebabkan ketimpangan pelayanan dan beban kerja yang tidak merata.

Baca Juga: WNI dari Iran Tiba di Indonesia, Sebagian Lain Tertunda

Usulan penyesuaian formasi kloter juga disampaikan sebagai upaya perbaikan distribusi layanan kesehatan. Harapannya, evaluasi ini bisa menjadi dasar bagi pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan haji ke depan.

Pelayanan kesehatan yang memadai sangat krusial dalam penyelenggaraan ibadah haji yang merupakan momen spiritual penting bagi umat Islam. Evaluasi dan masukan dari jamaah serta petugas diharapkan mampu menjadi pijakan dalam menciptakan sistem layanan kesehatan haji yang lebih baik dan berkeadilan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: AMPHURI Ingatkan Pemerintah soal Tahapan Haji 1447H/2026

Rekomendasi untuk Anda