Juba, 14 Safar 1435/17 Desember 2013 (MINA) – Bentrokan baru pecah di ibukota Sudan Selatan, Juba. Sedikitnya 26 tentara tewas, sehari setelah Presiden Salva Kiir mengumumkan pasukan keamanan telah menggagalkan upaya kudeta pendukung mantan wakilnya.
Kedutaan Amerika Serikat (AS) mengatakan pada laman resmi Twitter-nya, suara tembakan terdengar di distrik Tomping dan memaksa orang-orang tinggal di dalam rumah, Al-Jazeera melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Makur Matur Kariom, seorang dokter dan pejabat Departemen Kesehatan, mengatakan kepada sumber Al-Jazeera, setidaknya 26 orang telah meninggal di antara korban yang dibawa ke Rumah Sakit Juba, di mana dia telah mengobati banyak yang terluka.
Kerusuhan dimulai pada Ahad (15/12) dengan tentara yang setia kepada mantan Wakil Presiden Riek Machar yang dituding mencoba melakukan kudeta.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Tembakan yang di dalamnya termasuk penembakan sporadis senjata berat, berlanjut pada dini hari dan masih terdengar pada pukul 9 pagi. Ternyata bersumber dari markas militer, beberapa kilometer dari pusat kota.
Jalan-jalan di Juba sepi, hanya kendaraan militer yang terlihat dan warga sipil dibarikade di rumah mereka.
Kiir mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin, pasukan keamanan telah memegang kontrol, meskipun jam malam telah diberlakukan.
Presiden mengatakan, para tentara telah menyerang markas militer Sudan Selatan, dekat Universitas Juba, memicu bentrokan sporadis yang berlanjut pada Senin (16/12) kemarin.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Rincian percobaan kudeta tetap samar, namun Menteri Luar Negeri Sudan Selatan Barnaba Marial Benjamin mengatakan, pasukan keamanan di pangkalan militer utama menggerebek sebuah toko senjata di Juba, tapi berhasil dipukul mundur.
Sejak itu, beberapa politisi ditangkap, namun tidak bisa dikonfirmasi, apakah Riek Machar yang katanya memimpin percobaan kudeta, berada di antara mereka.
Benjamin mengatakan kudeta tersebut direncanakan oleh tentara dan politisi “tidak puas” yang dipimpin oleh Machar. Juru bicara Machar pada Selasa (17/12), mengatakan kepada Al Jazeera, Machar belum ditangkap. “Dia di Juba. Dia baik-baik saja. Sangat baik,” kata juru bicara Machar.
Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) melaporkan, terdengar suara mortir dan senapan mesin berat. Ratusan warga sipil berlindung di sebuah kompleks PBB. Twitter Wakil Utusan Khusus PBB untuk Sudan Selatan, Toby Lanzer, mengatakan, sekitar 13.000 warga sipil berlindung dari pertempuran di basis UNMISS.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Ketegangan telah meningkat di Sudan Selatan sejak Kiir memecat Machar sebagai wakilnya pada bulan Juli. Kedua pria itu berasal dari dua kelompok etnis yang berbeda, Kiir dari etnis terkuat Dinka dan Machar dari etnis Nuer.
Kiir adalah pemimpin partai berkuasa, Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan. Banyak para menteri diberhentikan olehnya, termasuk Machar yang merupakan tokoh kunci dalam gerakan pemberontak yang bertempur dalam perang selama puluhan tahun melawan Sudan, menyebabkan kemerdekaan Sudan Selatan pada tahun 2011. (T/P09/P02).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa