Hebron,30 Rabi’ul Akhir 1438/29 Januari 2017 (MINA) – Radio milik tahanan Palestina melaporkan, seorang wanita berusia 30 tahun asal Palestina, Randa Mohammad Shahateet yang merupakan tahanan politik Israel, sampai hari ke lima tetap melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk protes atas penahanan yang dialaminya.
Ia dipenjara pada (20/1) setelah tentara Israel menghentikannya di sebuah pemberhentian jalan militer dekat dengan pengungsi al-Fawwar, arah selatan Kota Hebron bagian selatan Tepi Barat, saat ia kembali ke rumah di Yatta. Seperti di kutip MINA dari IMEMC.
Tentara Israel menuduh dirinya telah melanggar batasannya dan saat ini ia ditahan di penjara HaSharon.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Shahateet adalah bu dari tiga anak, dimana anak tertuanya baru berusia empat tahun.
Ia juga merupakan mantan tahanan politik yang diculik dan dipenjarakan oleh tentara Israel sebanyak empat kali dengan total enam tahun penjara.
Prisoners Affairs Committee melaporkan, jumlah tahanan di tahun 2015 lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dengan selisih persentase sebanyak 27,7%.
Dimulai sejak pecahnya Intifada Al-Aqsa pada Oktober 2015 lalu, jumlah warga Palestina yang ditahan mencapai 3285 orang termasuk wanita dan anak-anak. Penagkapan dilakukan hampir setiap hari dengan indikasi 35-40 orang per hari.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Menurut Palestinian Prisoner Solidarity Network, SAMIDOUN, sejak terjadinya peristiwa tersebut sebanyak 900 wanita ditahan dalam jeruji besi milik Zionis. Terkadang mereka hanya ditahan selama beberapa hari atau beberapa minggu saja. Tetapi juga terkadang mereka di tahan dalam waktu yang lama atau bahkan tanpa batas waktu. (L/ism/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu