Bogor, MINA – Memperingati Hari Pangan Sedunia 16 Oktober, ragam perspektif disampaikan para pakar terkait evaluasi berbagai upaya produksi pangan dunia, termasuk Indonesia. Meningkatnya populasi manusia di dunia turut meningkatkan kebutuhan terhadap makan, minum, maupun tempat tinggal.
Konsekuensinya seluruh penduduk di dunia berupaya memenuhi kebutuhan tersebut terutama kebutuhannya terhadap lahan. Nantinya, lahan tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun tempat tinggal, demikian keterangan resmi IPB University yang diterima MINA, Jumat (16/10).
Melihat fenomena tersebut, Prof Dr Bambang Hero Saharjo, dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, mengatakan ketersediaan lahan harus memadai. Ketersediaan lahan ini guna mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat di masa mendatang.
“Ketergantungan kita terhadap lahan masih sangat tinggi. Bahkan lahan yang kita butuhkan itu sangat luas, bisa mencapai ratusan ribu hektar yang harus tersedia dalam satu lokasi,” kata Prof Bambang.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Lahan tersebut, lanjutnya, dibutuhkan untuk mendukung program ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Area lahan yang memiliki potensi tinggi adalah area lahan dengan kandungan mineral tinggi.
“Tetapi area lahannya bukan merupakan kawasan hutan primer karena apabila di hutan primer maka dapat menimbulkan persoalan baru, sehingga pilihan yang masuk akal yaitu dengan melakukan kegiatan di lahan gambut yang memenuhi persyaratan teknis dan administrasi,” kata pakar kebakaran hutan ini.
Terkait pemanfaatan lahan gambut sebagai area produksi pangan, Prof Bambang menyarankan supaya dikelola dengan melibatkan para ahli termasuk perguruan tinggi. Upaya ini dilakukan bercermin dari program-program sebelumnya yang sempat gagal.
Prof Bambang juga menyarankan supaya memastikan kondisi lahan gambut yang akan digunakan. Kondisi yang dimaksud antara lain, histori lahan, kualitas gambut, kedalaman gambut dan kondisi terkini lahan gambut tersebut.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Perlu dipastikan agar upaya mempertahankan ketinggian muka air benar-benar diperhatikan dengan mekanisme yang benar, seperti diatur dalam peraturan yang ada dan berdasarkan penelitian sebelumnya,” tambah Prof Bambang.
Disamping itu, lahan gambut juga perlu dibangun sekat kanal yang sesuai dengan kondisi kanal dan benar-benar diaplikasikan di lapangan dan termonitor. Ia juga menyarankan supaya area gambut dibangun sistem pengendalian kebakaran dengan mengedepankan upaya pencegahan. (R/R1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon