Barito Kuala, MINA – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bertekad menjadikan lahan rawa untuk pertanian produktif sebagai penjamin ketersediaan pangan masa depan, di tengah pesatnya pertumbuhan penduduk dan menyusutnya lahan pertanian.
Hal tersebut di sampaikan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat membuka acara Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Barito Kuala, Kalimantan Selatan sebagaimana dikutip dari rilis Biro Humas Kementan, Kamis (18/10).
“Optimalisasi lahan rawa adalah bagian dari komitmen pemerintahan untuk menjaga kebutuhan pangan kita dengan meningkatkan produktivitas pertanian. Bahkan, untuk visi yang lebih besar, yakni lumbung pangan dunia di 2045,” kata Amran.
Optimisme Amran ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, lahan rawa di Indonesia cukup besar, namun masih dipandang sebelah mata.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Data Kementan mencatat, luas lahan rawa di Indonesia diperkirakan mencapai 34,1 juta hectare, terdiri dari sekitar 20 juta hektare lahan rawa pasang surut, dan lebih 13 juta hektare lahan rawa lebak. Lahan ini tersebar di 18 provinsi, atau 300 kabupaten/kota.
Dari jumlah tersebut, 9,52 juta hektare di antaranya bisa dikembangkan untuk pertanian. Potensi ini lebih luas dibandingkan lahan sawah irigasi yang hanya seluas 8,1 juta hektare.
Sementara itu, kendala terbesar pemanfaatan lahan rawa terdahulu yang berupa genangan maupun kekeringan, kini sudah dapat diatasi dengan pengelolaan tata air dan teknologi penataan lahan.
Salah satu upaya konversi lahan rawa yang telah berhasil adalah di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Targetnya, akan ada 4.000 hektare lahan rawa di Kalimantan Selatan hingga akhir tahun 2018 nanti yang sudah jadi lahan pertanian produktif.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Sejumlah tantangan seperti menjaga level air dilakukan dengan pompanisasi, begitu juga pengapuran untuk mengatasi kadar asam yang tinggi, dan beberapa intervensi untuk percepatan lembusukan jerami.
Sejumlah rangkaian acara digelar untuk mendukung HPS 2018 yang puncak peringatan ini akan berlangsung dari 18 – 21 Oktober 2018.
“Peringatan HPS ke-38 tak boleh sekedar seremonial, tetapi harus menjadi momentum penting untuk perkenalkan kepada dunia akan kemajuan teknologi pertanian, terutama keberhasilan Indonesia memanfaatkan lahan rawa pertanian produktif,” tutup Amran. (R/Sj/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi