Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari Perempuan Internasional: Perempuan Kashmir Pikul Beban Terberat

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 9 Maret 2021 - 17:10 WIB

Selasa, 9 Maret 2021 - 17:10 WIB

30 Views

Srinagar, MINA – Pada Hari Perempuan Internasional Senin (8/3) pembela hak asasi manusia Kashmir meminta masyarakat internasional untuk memperhatikan perempuan Kashmir yang “telah memikul beban terberat” dalam konflik yang berlangsung selama tiga dekade.

Dalam surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan PBB, Pengadilan Internasional, Komisi Hak Asasi Manusia PBB dan Uni Eropa, Ahsan Untoo, ketua Forum Internasional untuk Keadilan Hak Asasi Manusia Kashmir, mencontohkan penderitaan perempuan Kashmir melalui cerita empat orang wanita yang putra atau suaminya terbunuh atau dipenjara.

Untoo mengatakan Rafiqa Begum, istri pemimpin pro-kemerdekaan Ayaz Akbar yang dipenjara, menderita kanker stadium empat di rumahnya di Maloora, di pinggiran Srinagar. Anadolu Agency melaporkan.

“Saya bisa mati kapan saja. Saya ingin melihat suami saya sebelumnya. Kami telah melihat banyak kesulitan. Anak perempuan saya bercerai. Anak laki-laki saya berjuang untuk mata pencaharian. Suami saya dipenjara karena tuduhan palsu oleh Badan Investigasi Nasional India (NIA) karena keyakinan politiknya. Saya sering melihat Perdana Menteri Modi memposting foto pertemuannya dengan ibunya. Tidak bisakah suami saya melihat apa yang terjadi dengan keluarganya?” ujarnya.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Sementara Rafiqa, seorang penduduk distrik Pulwama yang bergolak, telah meminta pemerintah India untuk mengembalikan jenazah putranya, Athar Wani, yang diklaim oleh pasukan India sebagai seorang militan yang tewas dalam baku tembak terakhir, Desember di Srinagar bersama dua anak muda lainnya dari Kashmir selatan.

Keluarga almarhum mengatakan ketiganya tewas dalam baku tembak, dan mereka tidak memiliki hubungan dengan militan.

“Rasa sakit karena kehilangan seorang putra tidak tertahankan. Saya tidak ingin hidup lagi. Setidaknya biarkan mereka mengembalikan jenazahnya. Dia tidak bersalah,” kata Untoo mengutip Rafia dalam suratnya kepada badan-badan dunia.

Kashmir diperselisihkan oleh India dan Pakistan. Cina juga memiliki sebagian kecil Kashmir.

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

Sejak mereka dipecah pada tahun 1947, kedua negara telah berperang tiga kali pada tahun 1948, 1965, dan 1971, dua di antaranya memperebutkan Kashmir.

Beberapa kelompok Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk kemerdekaan atau penyatuan dengan tetangganya Pakistan.

Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang dilaporkan tewas dalam konflik di wilayah tersebut sejak 1989. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

Rekomendasi untuk Anda

Internasional