Kairo, 6 Jumadil Akhir 1436/26 Maret 2015 (MINA) – Sedikitnya 235 orang wanita Mesir saat ini mendekam di penjara-penjara negara itu karena alasan politik dan mengalami berbagai penyiksaan di sana, demikian laporan Middle East Monitor menyambut Bulan Maret di mana sejatinya dirayakan tiga hari peringatan untuk menghormati wanita.
Tiga hari untuk menghormati wanita itu adalah Hari Perempuan Internasional, Hari Perempuan Mesir dan Hari Ibu, demikian MEMO dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Namun pada Maret tahun ini, demikian dilaporkan, perempuan di Mesir mengingat hari-hari ini dengan kesedihan, di mana ratusan dari mereka menemukan diri mereka sebagai tahanan di penjara-penjara pemerintah Mesir.
Al-Mesryoon melaporkan, sedikitnya 235 wanita telah ditangkap oleh aparat keamanan Mesir. Para tahanan dilaporkan telah disiksa, dianiaya, diperkosa, harus mengalami tes keperawanan dan perlakuan-perlakuan tidak manusiawi oleh sipir penjara.
Baca Juga: Anggota Parlemen Lebanon Kutuk Serangan Israel, Tegaskan Posisi Perlawanan
Dilaporkan pula, pada awal tahun 2015 ini, Shaima Sabbagh, seorang aktivis HAM ditembak mati oleh polisi Mesir di depan mata dunia, saat ia bersama dengan sesama anggotanya Partai Aliansi Rakyat Sosialis, mengadakan acara meletakkan karangan bunga di Tahrir Square, menghormati semua anak muda orang-orang yang tewas untuk membawa keadilan ke Mesir.
Sementara itu, Nemaa Sayyed (15) tahun, saat ini sedang diadili atas tuduhan menghasut kekerasan, ia memohon hakim untuk menjatuhkan hukuman sampai mati padanya, untuk melepaskan dirinya dari penderitaan.
Nemaa Sayyed masih kecil ketika ditangkap, namun tiga tahun kemudian dalam usia 15 tahun telah diajukan ke pengadilan anak-anak untuk diadili. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Bom Pinggiran Beirut Meski Ada Gencatan Senjata