Beirut, MINA – Mantan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, menyesalkan gagalnya inisiatif Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk membentuk pemerintahan baru di Lebanon.
“Mereka yang bersuka cita atas gagalnya inisiatif Macron, akan gigit jari dalam penyesalan, karena menyia-nyiakan kesempatan luar biasa untuk menghentikan keruntuhan ekonomi dan memulai reformasi di negara ini,” kata Hariri dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, demikian Anadolu Agency melaporkan, dikutip MINA, Ahad (27/9).
Sebelumnya, pada Sabtu Perdana Menteri Lebanon Mustafa Adib, mengumumkan pengunduran dirinya setelah gagal membentuk pemerintah baru.
Adib, yang merupakan mantan Duta Besar untuk Jerman, ditugaskan untuk membentuk pemerintah pada bulan lalu, setelah pengunduran diri kabinet Perdana Menteri Hassan Diab.
Baca Juga: Iran Serang Pangkalan Militer AS di Qatar dan Irak
“Sekali lagi, politisi Lebanon menunjukkan kepada dunia contoh nyata kegagalan dalam mengelola kepentingan rakyat dan mendekati kepentingan nasional,” tegas Hariri.
Ia menyatakan, mereka yang menghalangi pembentukan pemerintahan, telah mengungkapkan siapa diri mereka di dalam dan luar negeri, juga kepada semua saudara dan teman yang datang untuk menyelamatkan Lebanon setelah bencana yang menimpa Beirut.
Sementara itu, Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan inisiatif Macron tetap di atas meja.
“Inisiatif tersebut masih ada dan mendapat dukungan kami, berdasarkan kebijakan yang diumumkan oleh Macron,” katanya, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuannya dengan Adib.
Baca Juga: Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz setelah Serangan AS
Lebanon diguncang oleh ledakan besar di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus, menyebabkan kerusakan besar-besaran di seluruh ibu kota.
Ledakan itu terjadi, pada saat negara itu terguncang krisis ekonomi yang melumpuhkan, di tengah perjuangan melawan merebaknya pandemi virus corona. (T/Hju/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Balas Serangan AS, Iran Ancam akan Tutup Selat Hormuz
Baca Juga: Saudi Kecam Serangan AS terhadap Iran, Serukan De-eskalasi