Harvard Bantu Pengungsi Palestina Masuk ke AS

Cambridge, MINA – Universitas Harvard bekerja untuk membantu seorang memulai semester mendatang di kampusnya setelah ia dideportasi dari Amerika Serikat akhir pekan lalu, meskipun memegang visa pelajar dan beasiswa yang valid.

Dalam sebuah email ke Middle East Eye pada Selasa (27/8), juru bicara Harvard Jason Newton mengkonfirmasi bahwa Ismail Ajjawi ditolak masuk ke AS.

“Universitas bekerja erat dengan keluarga mahasiswa dan otoritas trerkait untuk menyelesaikan masalah ini sehingga dia dapat bergabung dengan teman-teman sekelasnya dalam beberapa hari mendatang,” kata Newton.

Ajjawi akan memulai tahun pertamanya di Harvard musim gugur ini sebagai anggota kelas kelulusan 2023.

Meskipun memegang visa untuk belajar di AS dan beasiswa dari kelompok nirlaba AMIDEAST, Ajjawi dihentikan di Bandara Internasional Logan di Boston pada hari Jumat, surat kabar mahasiswa Harvard The Crimson melaporkan pekan ini.

Dia kemudian dideportasi ke Lebanon, di mana dia tinggal, kata surat kabar itu, setelah diinterogasi selama beberapa jam di bandara.

Ajjawi mengatakan pejabat imigrasi AS mengambil telepon dan laptopnya, dan kemudian menanyainya tentang aktivitas media sosialnya, The Crimson melaporkan.

Seorang pejabat juga bertanya kepadanya tentang praktik keagamaannya di Lebanon, katanya.

“Ketika saya meminta setiap kali untuk mengembalikan ponsel saya sehingga saya dapat memberi tahu mereka tentang situasinya, petugas itu menolak dan menyuruh saya duduk kembali dan tidak boleh bergerak sama sekali,” tulis Ajjawi dalam sebuah pernyataan setelah deportasinya.

“Setelah 5 jam berakhir, dia memanggil saya ke sebuah ruangan, dan dia mulai berteriak kepada saya. Dia mengatakan bahwa dia menemukan orang-orang memposting sudut pandang politik yang menentang AS dalam daftar teman saya,” lanjutnya.

Ajjawi mengatakan kepada petugas bahwa dia tidak membuat pos politik dan tidak ada hubungannya dengan posting teman-temannya.

Tetapi petugas itu “membatalkan visa Ajjawi, dan memberitahunya bahwa dia akan dideportasi, dan mengizinkannya menelepon orangtuanya”, The Crimson melaporkan.

Tahun akademik mendatang di Harvard dimulai pada 3 September. (T/RS2/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.