Gaza, 2 Rajab 1436 /21 April 2015 (MINA) – Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Defense for Children International-Palestine (DCI-Palestine) atau Perlindungan untuk Anak Internasional-Palestina, sebuah lembaga perlindungan anak Palestina yang berkantor di Ramallah, Tepi Barat berjudul “Operasi Protective Edge : Sebuah perang yang dilancarkan untuk anak-anak Gaza”, mengungkapkan sebuah dokumentasi yang membuktikan bahwa Israel dengan sengaja menargetkan dan membunuh anak-anak Palestina dalam serangan terakhir ke Jalur Gaza, selama musim panas tahun 2014 yang lalu.
Menurut laporan tersebut, jumlah anak yang tewas dalam serangan selama 51 hari tersebut sebanyak 535 anak, mayoritas dari mereka berusia di bawah 12 tahun sementara 3.400 anak-anak terluka dan lebih dari 1.000 di antaranya cacat seumur hidup. Mereka membutuhkan perawatan medis yang serius, namun sayangnya perawatan tersebut tidak bisa dilakukan, karena blockade illegal Israel terhadap Jalur Gaza serta agresi yang berkelanjutan dengan dukungan penuh Barat yang dipimpin oleh AS.
Laporan tersebut menambahkan, Operasi Protection Edge merupakan serangan militer ke enam terhadap Jalur Gaza dalam waktu delapan tahun terakhir.
Dengan serangan tahun lalu itu, telah meningkatkan jumlah korban anak-anak yang tewas menjadi 1.097 sejak 2006 yang lalu sebagaimana yang dilaporkan oleh Palestinian News Network.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Secara khusus dipaparkan, antara Desember 2008 dan Januari 2009 Israel membunuh setidaknya 353 anak-anak, serta lebih dari 33 anak pada bulan November 2012.
Menurut laporan itu, Israel menganggap semua warga sipil adalah sasaran yang sah, meskipun hukum internasional mendefinisikannya sebagai kejahatan perang.
DCIP mengatakan bahwa “2014 merupakan tahun yang membawa kekerasan, ketakutan dan kehilangan bagi Gaza”. Serangan militer Israel yang berlangsung selama 51 hari sejal awal Juli hingga akhir Agustus telah membunuh 530 anak-anak Palestina. Setidaknya 3.400 anak-anak terluka dan Israel banyak menggunakan senjata-senjata terlarang, serta lebih dari 2.200 warga Palestina tewas, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil tidak berdaya.
Investigasi yang dilakukan oleh DCIP terhadap kematian anak-anak Palestina selama Operasi Protection Edge tersebut diadakan setelah menemukan bukti bahwa pasukan Israel melakukan pelanggaran hukum humaniter Internasional secara berulang. Serangan serangan ini termasuk serangan langsung kepada anak-anak, serangan membabi buta dan diluar batas terhadap rumah penduduk, sekolah dan lingkungan perumahan.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Laporan tersebut dilengkapi pula dengan cerita dan kesaksian dari para saksi perang Gaza, juga dokumentasi yang memperagakan Israel menargetkan tempat-tempat yang disediakan untuk perlindungan anak-anak yang tidak lepas dari serangan-serangan Israel.
Rudal rudal yang ditembakkan dari pesawat tanpa awak atau drone, pesawat tempur, tembakan meriam, dan pecahan peluru dari tentara Israel telah membunuh anak-anak Gaza di dalam rumah mereka, juga di jalan-jalan saat mereka melarikan diri bersama keluarganya dari serangan Israel, juga ketika anak-anak ini berlindung di sekolah sekolah.
Salah satu contoh adalah serangan Israel terhadap Rawya Joudah dan empat dari lima anaknya, pesawat Drone Israel membunuh mereka secara sadis, mereka terbunuh ketika sedang bermain bersama disebuah taman di kemp pengungsi Jabalia.
Sementara itu laporan tersebut juga menunjukkan bahwa setengah dari jumlah anak yang tewas adalah akibat serangan terhadap rumah warga sipil. Sebuah serangan darat pada malam hari di lingkungan perumahan Shejaiya, timur Kota Gaza contohnya, membunuh 27 anak –anak dan melukai setidaknya 29 orang.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa tentara pendudukan Israel, secara teratur terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius, sistematis dan melembaga terhadap anak-anak palestina yang tinggal di wilayah pendudukan.
Laporan setebal 73 halaman ini juga menunjukkan kilas balik serangan Israel antara 28 Juni hingga 30 September 2006 di Jalur Gaza, dikenal dengan Operation Summer Rain (Operasi Hujan di Musim Panas) dimana 289 warga Palestina tewas dan 65 persen diantaranya adalah anak-anak, serta lebih dari 1261 terluka dan 189 diantaranya adalah anak anak.
Hasil investigasi ini juga menunjukkan bahwa serangan militer Israel dan penembakan artileri secara langsung telah merusak fasilitas sekolah dan kesehatan. Hampir delapan tahun kemudian, PBB melaporkan hal serupa, namun hanya memperbarui jumlah angka anak-anak yang menjadi korban kekejaman Israel.
Bukti kejahatan Israel yang tinggi dalam laporan itu benar-benar luar biasa, hal ini menunjukkan kekejaman yang berulang terhadap anak-anak Palestina.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
DCIP meminta untuk segera diakhirinya kekejaman rezim yang menargetkan pembunuhan, selarang militer yang terus menerus, karena situasi anak-anak Gaza dan semua daerah yang diduduki Israel akan semakin memburuk. (K01/P2)