
Bendera Palestina (Foto: WorldBulletin)
Al-Quds, 2 Shaffar 1436 H/25 November 2014 M (MINA) – Mantan Menteri Kehakiman Palestina, Ali Hasan mengatakan, Israel tidak menunjukkan rasa hormat ke tempat-tempat suci umat Islam.
Dia menyatakan, berbeda dengan Pemerintah Israel, Pemerintah Palestina menghormati semua agama termasuk Yahudi, Kristen dan Islam. World Bulletin melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (25/11).
“Saya percaya bahwa tidak akan ada konflik lagi, selama pemukim-pemukim Yahudi tidak melakukan penyerbuan lebih dulu,” kata Hassan.
Dia menunjukkan, tentara Israel menyerang tidak hanya gereja dan Masjid Al-Aqsha, namun mereka menghancurkan lebih dari 45 masjid, suatu tindakan yang sedikit sekali diketahui di luar negeri.
Baca Juga: PRCS Temukan Jenazah 15 Personel Penyelamat yang Ditembaki Pasukan Israel
Sebelumnya pada Kamis (20/11), Pemerintah Israel menutup akses ke Masjid Al-Aqsa, tapi pada kemudian dibuka kembali.
Penutupan ini merupakan yang pertama sejak perang Arab pada 1967 silam, tidak lama setelah ekstremis bi Yahudi, Yehuda Glick terluka parah dalam sebuah aksi penembakan di Al-Quds sehari sebelumnya pada Rabu (19/11) pekan lalu.
Bagi Muslim, Al-Aqsha merupakan tempat suci ketiga dalam Islam. Sementara bagi Yahudi, menganggap Al-Aqsha juga milik mereka, merujuk ke daerah sebagai ‘Temple Mount’ dan mengklaim, tempat itu adalah situs dari dua candi Yahudi di zaman kuno.
Selain itu, Hassan juga mengutuk penembakan Selasa lalu (18/11) di sebuah sinagog Al-Quds Barat, yang menewaskan lima warga Israel, termasuk empat orang rabi / pendeta Yahudi.
Baca Juga: Dokter Bedah AS: Pasien Palestina di Gaza Meninggal karena Kurang Pasokan Medis
“Serangan terhadap rumah ibadat tidak dapat diterima, kami menghormati semua agama, namun Israel tidak menunjukkan rasa hormat ke tempat-tempat suci umat Islam,”katanya.
Negara Eropa Akui Palestina
Mantan menteri Palestina itu juga mengatakan, proses era baru telah dimulai, dan negara-negara Eropa sudah mulai mengakui Palestina sebagai bangsa. Ia berharap akan lebih banyak lagi yang mengikuti.
Seperti telah diketahui, pada 30 Oktober lalu, Swedia secara resmi mengumumkan keputusannya untuk mengakui Negara Palestina dan mendesak Israel menarik duta besarnya untuk meninggalkan Stockholm.
Baca Juga: Israel Bombardir Gaza Saat Idul Fitri, 32 Orang Syahid Termasuk Anak-anak
Negara anggota Uni Eropa lainnya termasuk Hungaria, Polandia dan Slovakia telah mengakui Palestina sebelumnya. Tindakan itu dilakukan sebelum bergabung dengan Uni Eropa.
“Sekarang proses baru dan baik telah dimulai bagi kita. Banyak negara-negara Eropa sudah mulai mencari perdamaian,”kata Hassan.
“Mereka memberi cukup waktu kepada Israel mengubah kebijakannya untuk Palestina. Orang-orang Eropa sekarang melihat bahwa tidak ada pilihan selain mengakui Palestina sebagai sebuah negara,”katanya menambahkan.
israel-ilustrasi-maan-300x224.jpg" alt="Puing-Puing Rumah yang Dihancurkan Israel (foto: Ma'an)" width="206" height="154" /> Puing-Puing Rumah yang Dihancurkan Israel (foto: Ma’an)
Rumah Warga Palestina Di Ramallah Dihancurkan
Baca Juga: Hari Tanah: Rakyat Palestina Tegaskan Hubungannya dengan Tanah Airnya
Hassan juga membahas serangan baru pada wilayah Palestina oleh pemukim Yahudi.
“Israel telah melanjutkan kebijakan untuk menghancurkan situs Palestina di wilayah tersebut selama 70 tahun terakhir, menggunakan keamanan sebagai alasan,” kata Hassan.
Lebih lanjut, dia menyatakan, dalam setiap serangan, Israel selalu menghancurkan lebih banyak rumah dari sebelum-sebelumnya.
Dia mengatakan, pada Oktober saja, ekstremis pemukim Yahudi telah melakukan 110 serangan terpisah terhadap situs tersebut di wilayah Palestina.
Baca Juga: Idul Fitri di Kamp Palestina di Lebanon, Kegembiraan Bercampur Kecemasan
Serangan pemukim semakin sering dilancarkan pada tempat ibadah Muslim di wilayah pendudukan Palestina dan kadang-kadang menyebabkan konfrontasi kekerasan.
“Ini adalah kebijakan pemukiman Israel di wilayah tersebut,”kata Ali-Hassan.
Sementara itu, menurut Saluran 7 Israel, Perencanaan dan komite pembangunan Israel di Al-Quds telah menyetujui pembangunan unit perumahan baru di kawasan Har Homa dan kawasan Ramot. Permukimannya hanya warga Yahudi sahaja dan yang terakhir terletak di luar Garis Hijau.
Menurut penyiar saluran tersebut, 50 unit pemukiman akan dibangun di permukiman Har Homa, sedangkan 28 unit akan dibangun di permukiman Ramot, yang keduanya terletak di Al-Quds selatan.
Baca Juga: Awal Idul Fitri, Zionis Lanjutkan Serangannya ke Gaza
Pada bulan lalu, komite yang sama menyetujui pembangunan 200 perumahan dari rencana awal yang mencapai 600 unit pemukiman, dalam tahap Penyelesaian di kawasan Ramot. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Gaza Shalat Idul Fitri di Reruntuhan Masjid