Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hati-Hati Food Tray Palsu: Murah tapi Bahaya Bagi Kesehatan

Farah Salsabila Editor : Arif R - 4 menit yang lalu

4 menit yang lalu

3 Views ㅤ

ilustrasi

DALAM beberapa tahun terakhir, edukasi mengenai wadah makanan semakin masif. Banyak orang kini beralih ke bahan stainless steel karena dianggap elegan, mudah dibersihkan, dan aman digunakan sehari-hari. Produk seperti tumbler hingga food tray tidak hanya dipakai di dapur umum atau program makan massal, tetapi juga semakin banyak digunakan di rumah tangga.

Namun, perlu diwaspadai bahwa tidak semua food tray di pasaran benar-benar terjamin kualitasnya. Banyak produk murah ternyata palsu atau dibuat dari bahan berbahaya. Alih-alih berhemat, penggunaan food tray palsu justru bisa mengancam kesehatan.

Bahaya Food Tray Palsu

Banyak produsen nakal mengklaim produknya berbahan SUS 304 (food grade stainless steel), padahal sebenarnya menggunakan SUS 201 atau campuran logam lain yang tidak layak bersentuhan langsung dengan makanan.

Baca Juga: Menjaga Pikiran dan Jiwa: Kunci Kesehatan Mental di Era Modern

SUS 201 memang lebih murah, tetapi ketahanan korosinya rendah dan mudah berkarat. Jika digunakan jangka panjang, karat dan zat logam yang larut dapat mencemari makanan. Paparan zat berbahaya ini berpotensi menimbulkan gangguan pencernaan, kerusakan organ hati dan ginjal, hingga keracunan logam berat.

Ciri-Ciri Food Tray Palsu

Agar tidak tertipu dengan harga murah, kenali beberapa ciri-ciri food tray palsu berikut:

  1. Harga jauh lebih murah dibanding standar pasar.
  2. Permukaan cepat kusam dan mudah tergores.
  3. Muncul karat setelah beberapa kali dicuci.
  4. Tidak ada label food grade dan sertifikat halal dari BPJPH.
  5. Terasa ringan dan tipis, berbeda dengan kualitas SUS 304 asli yang lebih kokoh.

Banyak orang mencoba menguji sendiri material stainless steel. Berikut dua metode populer, beserta keterbatasannya:

Baca Juga: Menkes: Keputusan Kenaikan Tarif BPJS Kesehatan Sedang Dibahas

1. Tes Magnet (Magnet Test) — Aman, Praktis, Indikatif

Prinsipnya sederhana: SUS 304 umumnya bersifat non-magnetic, sehingga tidak tertarik magnet atau hanya sangat lemah. Sebaliknya, jenis stainless lain seperti SUS 201 atau baja dengan kandungan ferit/martensit lebih banyak akan lebih mudah tertarik magnet.

Cara uji paling sederhana adalah dengan menempelkan magnet kecil (misalnya magnet kulkas) pada permukaan food tray:

  • Jika tidak tertarik atau sangat lemah, ada kemungkinan terbuat dari SUS 304.
  • Jika tertarik kuat, besar kemungkinan bukan SUS 304 (bisa SUS 201, tipe feritik, atau sekadar pelapisan tipis).

Namun, perlu diingat bahwa uji magnet bukan jaminan mutlak. Faktor seperti proses cold-working, ketebalan material, dan jenis magnet dapat mempengaruhi hasil. Karena itu, tes ini sebaiknya hanya dijadikan indikator awal, bukan kesimpulan akhir.

Baca Juga: Waspada! Food Tray Diduga Mengandung Lemak Babi di Progam MBG, Begini Penjelasannya

2. Uji Asam (Nitric Acid Test) — Akurat, tetapi Berbahaya

Uji asam menggunakan asam nitrat (HNO₃) dapat membedakan grade stainless steel dengan cukup akurat.

  • Pada SUS 304, reaksi dengan asam nitrat umumnya sangat minimal.
  • Pada stainless non-food grade (misalnya SUS 201), reaksi korosi atau perubahan warna akan lebih cepat terlihat.

Meski hasilnya lebih meyakinkan dibanding tes magnet, uji ini sangat berbahaya jika dilakukan sendiri. Asam nitrat bersifat korosif, dapat merusak kulit, dan menghasilkan uap beracun.

Karena alasan keamanan, uji ini tidak disarankan dilakukan di rumah. Jika diperlukan verifikasi kimiawi, sebaiknya diserahkan kepada laboratorium terakreditasi atau penyedia jasa inspeksi material yang berpengalaman.

Baca Juga: Tips Islami Menjaga Mata Tetap Sehat

Selain tes magnet atau uji asam, ada beberapa cara yang lebih aman sekaligus terpercaya untuk memastikan keaslian material stainless steel:

  1. Periksa dokumen produsen. Mintalah dokumen resmi seperti sertifikat material, MSDS (Material Safety Data Sheet), sertifikat halal (BPJPH), atau hasil uji laboratorium dari produsen.
  2. Cek label dan marking. Produk stainless berkualitas biasanya mencantumkan kode grade (misalnya “SUS 304”) beserta identitas produsen. Ketiadaan label dapat menjadi tanda mencurigakan.
  3. Gunakan uji magnet. Tes magnet aman dilakukan konsumen sebagai indikator awal, meski hasilnya tidak sepenuhnya konklusif.
  4. Lakukan uji laboratorium (paling akurat)
    • XRF (X-ray Fluorescence): alat portable untuk membaca komposisi unsur permukaan secara cepat dan non-destruktif.
    • ICP-OES / ICP-MS: analisis laboratorium dengan tingkat akurasi tinggi untuk mengetahui komposisi kimia secara detail.
  5. Beli dari pemasok terpercaya. Pilih distributor atau produsen resmi yang mau menyediakan dokumen pendukung, seperti sertifikat keaslian atau hasil uji independen. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mengelola Kesehatan Mental di Era Digital: Antara Tantangan dan Solusi

Rekomendasi untuk Anda