Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hayu Prabowo Tekankan Pentingnya Pentahelix dalam Tangani Penggundulan Hutan

Rana Setiawan Editor : Rudi Hendrik - Senin, 26 Agustus 2024 - 09:19 WIB

Senin, 26 Agustus 2024 - 09:19 WIB

21 Views

Fasilitator Nasional Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia, Dr. Hayu Prabowo.(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA– Fasilitator Nasional Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia, Dr. Hayu Prabowo, menegaskan bahwa pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media massa sangat penting dalam upaya menjaga kelestarian hutan tropis Indonesia.

“Peran masing-masing pihak ini harus saling menguatkan. Melalui konferensi ini, kami berharap dapat memperkuat sinergi dalam mengatasi permasalahan penggundulan hutan yang semakin mengancam keberlanjutan ekosistem kita,” ujar Hayu dalam pembukaan sosialisasi dan pelatihan menulis artikel ilmiah IRI Indonesia, Ahad (25/8) malam.

Acara tersebut menjadi salah satu rangkaian penting dalam persiapan Konferensi Nasional Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis Indonesia 2024 yang digelar pada 14 September mendatang.

Konferensi Nasional IRI 2024 mengusung tema “Kerangka Pentahelix dalam Penanganan Penggundulan Hutan Tropis dan Perubahan Iklim Berbasis Agama.”

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Pelatihan yang berlangsung secara virtual tersebut menghadirkan narasumber utama Rana Setiawan, jurnalis dari Kantor Berita MINA, yang memberikan wawasan mendalam mengenai teknik menulis artikel ilmiah yang baik dan benar.

Rana menekankan pentingnya mengangkat isu-isu lingkungan dengan basis data yang kuat dan menyampaikan informasi yang kredibel kepada publik.

Dalam sesi tersebut, para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, aktivis lingkungan, dan perwakilan media, diberikan pemahaman mengenai cara menyusun artikel ilmiah yang tidak hanya informatif, tetapi juga mampu mempengaruhi kebijakan publik.

Pelatihan tersebut juga menjadi wadah bagi peserta untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait tantangan dalam penulisan ilmiah di bidang lingkungan.

Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045 

Dalam kesempatan ini, Dr. Hayu Prabowo juga menekankan bahwa konferensi ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmen nyata dalam upaya melestarikan hutan tropis melalui pendekatan lintas agama.

“Konferensi ini bukan hanya sekedar ajang diskusi, tetapi juga sebagai bentuk perwujudan aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim global,” tegasnya.

IRI Indonesia berharap acara itu dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda dan para penulis untuk terus mengangkat isu-isu lingkungan, khususnya yang terkait dengan hutan tropis dan perubahan iklim, ke dalam karya ilmiah mereka.

“Kami percaya, dengan memperkuat literasi lingkungan melalui penulisan ilmiah, kita dapat mendorong perubahan positif dalam menjaga kelestarian alam Indonesia,” tambah Dr. Hayu.

Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pangan, Wamendes PDT Wacanakan Satu Provinsi Satu Desa ICMI

Acara sosialisasi dan pwlatihan menulis artikel ilmiah ini diikuti dengan antusias oleh peserta yang nantinya akan berpartisipasi dalam Konferensi Nasional IRI Indonesia pada 14 September 2024 mendatang. Mereka juga diingatkan untuk segera mengirimkan abstrak penelitian mereka sebelum batas waktu pada 10 September 2024.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Sabtu Ini, Sebagian Hujan Ringan

Rekomendasi untuk Anda