
Libya
sejak 2011 (Aljazeera) " width="300" height="169" /> Pertempuran antara faksi-faksi politik yang bersaing dan kelompok bersenjata telah menenggelamkan Libya sejak 2011 (Foto: Aljazeera)Libya, 15 Muharram 1437/28 Oktober 2015 – Sedikitnya 12 mayat telah ditemukan setelah sebuah helikopter yang membawa hingga 23 orang jatuh di dekat ibu kota Libya, Tripoli, menurut sejumlah pejabat setempat.
Beberapa pejabat berpangkat tinggi koalisi libya/">Fajr Libya (Libya Dawn) yang menguasai Tripoli berada di dalam helikopter Mil-18 buatan Rusia itu, yang jatuh pada Selasa (27/10) sore di Zawiya, sebuah kota yang terletak sekitar 45 kilometer barat ibu kota.
Juru bicara militer Libya Kolonel Ali Al-Sheikhi mengatakan, seperti dilaporkan Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), setidaknya 12 mayat telah dievakuasi, termasuk dua pejabat senior libya/">Fajr Libya.
Secara terpisah, juru bicara Tentara Nasional Libya (NLA) Mohamed Hejazi mengonfirmasi pernyataan beberapa sumber lokal, helikopter itu ditembak jatuh oleh pasukan pemerintah yang berbasis di timur jauh Libya, Tobruk.
Baca Juga: Presiden: Iran Tidak Akan Mundur dengan Pencapaian Nuklirnya dan Tolak Ancaman AS
Ada juga anggapan helikopter tersebut mengalami kegagalan mekanis.
Sejak rezim mantan Presiden Muammar Gaddafi tumbang pada 2011 lalu, Libya telah diguncang bentrokan mematikan antara kelompok bersenjata dan pasukan yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional, yang berbasis di Tobruk.
Tripoli dikuasai oleh aliansi milisi libya/">Fajr Libya pada Agustus 2014, kemudian membentuk pemerintah dan parlemen saingan yang memaksa pemerintahan yang diakui secara internasional melarikan diri ke Tobruk.
“Kami pikir semua penumpang tewas,” kata Kolonel Mustafa Sharkasi, pejabat angkatan udara pemerintah yang berbasis di Tripoli. Ia menuduh kelompok bersenjata yang berafiliasi kepada pemerintah di Tobruk sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Baca Juga: Kunjungan Mendag Saint-Martin Jadi Momentum Perkuat Kemitraan Strategis Prancis-Indonesia
“Kami akan akan merespon pada waktu dan tempat yang tempat,” tambahnya.
Tak lama setelah insiden itu terjadi, seperti dilansir di laman Libya Herald, pertempuran sengit pecah antara milisi Libya Dawn Zawia dan LNA yang didukung pasukan Warshefana. (T/P022/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Gunakan Microsoft dan Raksasa Teknologi Dunia untuk Dukung Genosida di Gaza