Paris, 6 Safar 1437/18 November 2015 (MINA) – Wartawan Perancis Nicolas Henin yang pernah menjadi tawanan Islamic State (ISIS/Daesh) mengatakan, serangan di Paris adalah provokasi agar Perancis lebih menyerang di Suriah.
“Itu tidak lebih untuk memprovokasi eskalasi,” katanya dalam wawancara dengan Al Jazeera, Selasa (17/11), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Wartawan yang pernah ditahan selama 10 bulan oleh ISIS dan dibebaskan pada 2014 itu menambahkan, serangan udara terbaru Perancis setelah serangan di Paris Jumat lalu, “benar-benar membantu” propaganda kelompok ISIS.
Menurutnya, serangan udara yang telah meningkat sejak Jumat di Suriah, justeru menguntungkan keberadaan ISIS di Suriah dengan membuat penduduk setempat merasa rentan, karena itu lebih memungkinkan mereka untuk bergabung dengan ISIS menghadapi musuh bersama.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“ISIS dengan memukul kami di tanah Perancis, tidak ingin apa-apa selain memprovokasi eskalasi,” kata Henin. “Akibatnya, jelas apa yang dicari bukan untuk Perancis menarik diri dari koalisi menyerang di Suriah, tapi sebaliknya. Ingin eskalasi lebih lanjut dalam keterlibatan militer Perancis.”
Henin diculik di Suriah pada 2013 dan ditahan bersama sekitar 20 orang lainnya.
Dia diborgol bersama dengan wartawan Amerika Jim Foley selama sepekan penangkapannya.
Foley menjadi orang Amerika pertama yang dipenggal ISIS pada Agustus 2014. Namun pada saat itu, Henin dan tiga rekan Perancisnya telah dibebaskan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Serangan udara (Perancis) ini sebenarnya membantu propaganda ISIS. Memungkinkan mereka untuk memberitahu penduduk Suriah, khususnya di Raqqa, bahwa mereka sedang terperangkap di kota, bahwa mereka sedang dibom oleh angkatan udara begitu banyak negara,” tambahnya. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata