Jakarta, MINA – Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Herry Zudianto mengatakan, untuk mengurangi tensi ketidakpastian ekonomi, maka tidak cukup dalam menyelesaikan masalah. Harus melibatkan pendekatan sosial dan budaya.
“Dalam konteks pendekatan ekonomi, mitigasi risiko-risiko ekonomi harus selalu diperhitungkan. Pandemi Covid-19, sejatinya yang paling terkena efeknya adalah masyarakat menengah paling bawah dan masyarakat miskin,” ujarnya di acara Webinar Nasional Economic Outlook 2021, dengan tema “Posisi dan Peran Strategis Muhammadiyah Menjawab Ketidakpastian Ekonomi,” Selasa (12/1).
Selanjutnya, dalam pendekatan sosial dan budaya diperlukan pendekatan modal sosial (social capital), dalam bentuk mengajak masyarakat menengah bawah untuk bermitra dan bekerjasama usaha (partnership).
“Setidaknya, sikap-sikap filantropis dan sikap tidak menunjukkan kemewahan hidup bagi segelintir orang kaya di arena publik menjadi sangat penting. Tunjukkan sikap-sikap gotong royong dan kesederhanaan hidup,” tegas Herry.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurutnya, dalam kaitan kemitraan, tidak semata kemitraan antara masyarakat (usaha kecil, mikro, dan ultra mikro) dengan pihak swasta (skala menengah dan besar). Tapi juga kemitraan dengan pihak pemerintah.
Misalnya, dengan berbagai bentuk kebijakan dan alokasi stimulasi ekonomi pemerintah kepada masyarakat, dalam bentuk Bansos dan lainnya, harus dipastikan tepat sasaran.
“Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi ke depan, kemitraan dan kebijakan gotong royong antara masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah harus menjadi skala prioritas,” katanya.
“Ketidakpastian hanya bisa diatasi dengan kebersamaan, bukan dengan kepongahan antarpihak,” tambahnya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Acara Webinar tersebut, atas kerjasama antara Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah dengan Bank Muamalat Indonesia dan ITB Ahmad Dahlan.
Hadir dalam webinar tersebut, Ketua PP Muhammadiyah Dr. H. Anwar Abbas, Pakar Ekonomi / Ketua Dewan Pakar MEK PP Muhammadiyah Hendri Saparini, Pengusaha Nasional / Mantan Ketua KEIN Sutrisno Bachir, Direktur Utama Bank Mu’amalat Indonesia Achmad Kusna Permana dan Rektor ITB Ahmad Dahlan/Sekretaris MEK PP Muhammadiyah Dr. Mukhaer Pakkanna.(L/Hju/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon