Beirut, MINA – Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sheikh Naim Qassem, menyatakan kemenangan signifikan atas pendudukan Israel pasca perjanjian gencatan senjata dan menegaskan kembali dukungannya yang tak tergoyahkan untuk Palestina.
Seperti dikutip dari Palinfo, Sabtu (30/11), Qassem menyebut lima janji untuk periode pascaperang, termasuk membantu upaya rekonstruksi dan memajukan penyelesaian lembaga konstitusional Lebanon, khususnya pemilihan presiden.
Ia menilai pencapaian saat ini melampaui kemenangan pada 2006 atas Israel, dengan mengaitkan keberhasilan tersebut dengan ketahanan rakyat Lebanon dan pengorbanan mereka.
“Kami menang karena kami mencegah musuh menghancurkan Hezbollah atau melumpuhkan perlawanan,” katanya.
Baca Juga: Puluhan Anggota Parlemen Inggris Desak Sanksi Segera terhadap Pendudukan Israel
Qassem juga menyoroti kerugian Israel, dengan mencatat pengungsian ratusan ribu orang dari utara dan serangan gencar perlawanan, yang menurutnya membuat Israel berada dalam kondisi kekalahan strategis.
Perjanjian gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 27 November 2024, menandai berakhirnya sementara operasi militer selama berbulan-bulan antara Hezbollah dan Israel, menyusul dukungan Hizbullah terhadap Gaza selama Operasi Badai Al-Aqsa.
Menurut Qassem, gencatan senjata tersebut bukanlah perjanjian formal, melainkan kerangka kerja berdasarkan Resolusi 1701, yang menetapkan penarikan pasukan Israel dari wilayah Lebanon yang diduduki dan pengerahan tentara Lebanon di selatan Sungai Litani.
Ia menegaskan komitmen Hezbollah untuk berkoordinasi dengan tentara Lebanon guna mengamankan wilayah tersebut. []
Baca Juga: Serangan Hezbollah Sebabkan Kerusakan Parah di Israel Utara
Mi’raj News Agency (MINA)