Beirut, MINA – Gerakan perlawanan Hezbollah Lebanon mengatakan telah melakukan serangan terbesarnya yang menargetkan markas besar Mossad dan pangkalan militer Glilot milik Israel di pinggiran Tel Aviv dengan salvo roket Fadi-4.
Laporan Israel juga mengatakan beberapa pemukim terluka dalam rentetan roket dari Lebanon di Tel Aviv, Selasa (1/10). Press TV melaporkan.
Laporan tersebut mengatakan, serangan roket dari Lebanon adalah “yang terbesar” sejak dimulainya perang.
Hezbollah sebelumnya mengatakan, pihaknya menyerang perkumpulan tentara Israel dengan serangan artileri dan roket di bagian utara wilayah Palestina yang diduduki sebagai balasan atas serangan mematikan Israel di Lebanon.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Dalam pernyataan terpisah yang dirilis pada Selasa, gerakan perlawanan mengatakan, perkumpulan pasukan musuh diserang di pemukiman Shtula, Metulla, Avivim dan Rosh Pina.
Perlawanan tersebut juga menargetkan barak Doviv dengan roket Falaq-2 serta pengumpulan pasukan Israel di dekat pemukiman Rosh Pina dengan rentetan roket.
Kelompok perlawanan tersebut menambahkan bahwa mereka telah melakukan operasi untuk mendukung “rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza dan perlawanan mereka yang gagah berani dan terhormat, dan untuk membela Lebanon dan rakyatnya.”
Serangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya aksi teror dan agresi Israel di Lebanon yang menyebabkan rezim tersebut membunuh Sekretaris Jenderal Hezbollah Hassan Nasrallah dalam serangan udara di Beirut selatan.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Korban syahid akibat serangan udara Israel di seluruh Lebanon sejak awal Oktober 2023 telah mencapai 1.745 dengan sekitar 8.767 orang terluka, menurut data pemerintah Lebanon. Sebagai tanggapan, Hezbollah telah menembakkan rentetan roket dan pesawat nirawak ke sasaran-sasaran Israel.
Baku tembak yang mematikan tersebut dipicu oleh perang genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan 41.615 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai 96.359 lainnya selama setahun terakhir. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan