Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hidup Berjama’ah, Kewajiban yang Sering Terlupakan

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

3 Views

Hidup berjama'ah adalah salah satu ajaran penting dalam Islam (foto: ig)

HIDUP berjama’ah merupakan konsep yang sangat penting dalam Islam. Bukan hanya sebagai cara untuk memperkuat ikatan sosial di antara umat, tetapi juga sebagai bagian dari tata hidup yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallah ‘alaihi wasallam dan dicontohkan dalam sejarah Islam. Dalam konteks ini, hidup berjama’ah bukan hanya berarti berkelompok atau bersama-sama, tetapi juga meliputi cara berpikir, berakhlak, dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

Namun, dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kewajiban ini sering terlupakan. Artikel ini akan membahas pentingnya hidup berjama’ah dalam Islam, mengapa hal ini sering terlupakan, dan bagaimana sejarah Islam mencatatkan teladan yang dapat dijadikan acuan untuk hidup berjama’ah yang lebih baik.

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu hidup bersama dalam kesatuan dan saling membantu satu sama lain. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 10 menyatakan bahwa, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” Ayat ini menegaskan pentingnya hubungan persaudaraan di antara umat Islam, yang dapat terwujud melalui hidup berjama’ah.

Rasulullah Shallallah ‘alaihi wasallam adalah contoh terbaik dalam kehidupan berjama’ah. Beliau selalu menunjukkan kepemimpinan yang bijaksana, mengutamakan maslahat bersama, dan tidak pernah mengambil keputusan secara sepihak. Setiap keputusan yang diambil beliau sering kali melibatkan musyawarah dengan para sahabat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesatuan dan kerja sama dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Kepongahan AS akan Hancurkan Yaman 30 Hari Gagal Total

Salah satu momen penting dalam sejarah hidup berjama’ah adalah Perang Badar. Pada peristiwa ini, umat Islam, meskipun jumlahnya sedikit, tetap bersatu dan berjuang bersama untuk mempertahankan agama Islam. Perang Badar mengajarkan bahwa kemenangan bukan hanya milik orang yang kuat, tetapi juga milik mereka yang bersatu dan bekerja sama.

Masjid pada masa Rasulullah Shallallah ‘alaihi wasallamadalah tempat pusat ibadah, dakwah, dan juga tempat berkumpulnya umat Islam untuk berembuk dan merencanakan langkah-langkah strategis. Kehidupan berjama’ah ini menonjol dalam setiap aspek kehidupan, dari ibadah hingga urusan sosial dan ekonomi. Masjid menjadi simbol kesatuan dan kekuatan umat Islam yang hidup bersama.

Kehidupan berjama’ah dalam Islam tidak menghalangi adanya perbedaan. Bahkan, Islam mengajarkan bahwa keberagaman merupakan rahmat. Rasulullah Shallallah ‘alaihi wasallam mengelola perbedaan suku, ras, dan budaya di kalangan umat Islam dengan bijaksana. Hal ini tercermin dalam Piagam Madinah, yang mengatur hubungan antara berbagai kelompok, baik Muslim maupun non-Muslim, dalam kehidupan berjama’ah.

Hikmah Kehidupan Berjama’ah dalam Islam

Baca Juga: Kebebasan Berbohong, Demokrasi Amerika yang Munafik

Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari kehidupan berjama’ah. Di antaranya adalah terciptanya rasa kebersamaan, saling membantu dalam kebaikan, dan saling menasehati dalam kebenaran. Kehidupan berjama’ah juga mengajarkan tentang disiplin, kesabaran, dan saling menjaga hak masing-masing anggota.

Pada masa Khulafa’ur Rasyidin, terutama di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab, kehidupan berjama’ah semakin ditekankan. Sistem musyawarah dalam pengambilan keputusan, baik itu urusan agama maupun dunia, dijalankan dengan baik. Pemimpin tidak hanya memerintah, tetapi juga berusaha untuk mendengarkan dan melibatkan rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil.

Pada zaman keemasan Islam, umat Islam mencapai kemajuan pesat dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, dan politik. Semua ini tercapai berkat kehidupan berjama’ah yang kuat. Para ilmuwan, pedagang, dan ahli politik bekerja sama untuk menciptakan peradaban yang cemerlang.

Seiring berjalannya waktu, terutama pada masa modern, prinsip hidup berjama’ah mulai tergerus. Masyarakat yang dulunya sangat menghargai kebersamaan dan kerja sama mulai lebih mengutamakan individualisme. Setiap orang cenderung fokus pada kepentingan pribadi, yang seringkali membuat hubungan sosial semakin rapuh.

Baca Juga: Senjata, Uang, dan Kekuasaan, Mesin Perang Amerika

Perkembangan teknologi, khususnya media sosial, mempengaruhi cara umat Islam berinteraksi. Meskipun dapat mempererat hubungan, teknologi juga sering kali menumbuhkan isolasi sosial. Orang-orang lebih banyak berinteraksi secara virtual daripada bertemu langsung, yang dapat melemahkan kualitas kehidupan berjama’ah yang seharusnya saling berbagi dan membantu.

Salah satu aspek penting dari kehidupan berjama’ah adalah dalam pengelolaan ekonomi. Dalam sejarah Islam, ada banyak contoh pengelolaan ekonomi yang melibatkan prinsip kerjasama dan saling menolong. Misalnya, dalam praktik zakat, wakaf, dan shadaqah, umat Islam diajarkan untuk mengutamakan kepentingan bersama dan tidak hanya berfokus pada keuntungan pribadi.

Dakwah dalam Islam tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi oleh komunitas. Kehidupan berjama’ah memberikan kekuatan bagi dakwah untuk lebih efektif. Misalnya, pada masa awal penyebaran Islam, umat Islam bekerja sama untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Tanpa kehidupan berjama’ah, dakwah tidak akan pernah mencapai kesuksesan yang besar.

Di zaman sekarang, ada kebutuhan mendesak untuk membangun kembali kehidupan berjama’ah yang kuat. Ini dapat dimulai dengan memperkuat hubungan di dalam keluarga, di tempat kerja, di sekolah, dan di masyarakat. Dengan kembali ke prinsip-prinsip kehidupan berjama’ah yang diajarkan dalam Islam, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan saling peduli.

Baca Juga: Pemuda di Tengah Tantangan Zaman

Di dunia pendidikan, hidup berjama’ah sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengajaran dan pembelajaran. Para pendidik dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menciptakan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Kehidupan berjama’ah di sekolah juga mengajarkan pentingnya kerjasama tim, baik dalam tugas-tugas akademik maupun dalam kegiatan sosial.

Pemuda adalah generasi penerus yang diharapkan dapat memegang teguh prinsip-prinsip kehidupan berjama’ah. Melalui organisasi-organisasi pemuda Islam, semangat hidup berjama’ah dapat ditumbuhkan dengan berbagai kegiatan sosial, dakwah, dan kegiatan kebersamaan lainnya. Pemuda yang hidup berjama’ah akan menjadi kekuatan yang luar biasa dalam pembangunan umat.

Dalam era globalisasi, tantangan bagi kehidupan berjama’ah semakin besar. Budaya individualisme, sekularisme, dan materialisme sering kali merusak ikatan sosial. Oleh karena itu, umat Islam perlu kembali memperkuat kehidupan berjama’ah dengan mendasarkan pada ajaran Islam yang sahih, baik dalam aspek spiritual maupun sosial.

Ulama memiliki peran penting dalam mengingatkan umat Islam tentang kewajiban hidup berjama’ah. Mereka bukan hanya menjadi penerus ilmu agama, tetapi juga pemimpin yang memberikan bimbingan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bimbingan ulama, umat Islam dapat memahami lebih dalam bagaimana menerapkan prinsip kehidupan berjama’ah dalam berbagai aspek kehidupan.

Baca Juga: Ibadah Haji dan Kesatuan Umat Islam

Hidup berjama’ah bukanlah sekadar pilihan, melainkan kewajiban yang harus dijaga dan dilestarikan. Sejarah Islam memberikan banyak contoh betapa pentingnya prinsip ini untuk kesejahteraan umat. Dengan kembali memperkuat kehidupan berjama’ah, umat Islam dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan penuh berkah. Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk terus hidup bersama dalam kesatuan dan saling membantu demi kebaikan umat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Label Halal Kok Haram?

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khadijah
Kolom
Kolom
Kolom