ISLAM menekankan pentingnya hidup dalam kebersamaan, karena umat Islam adalah satu tubuh yang saling mendukung. Hidup berjama’ah bukan hanya soal ibadah seperti shalat berjama’ah, tetapi juga mencakup aspek sosial, ekonomi, dan politik dalam kehidupan bermasyarakat. Allah memerintahkan umat Islam untuk tetap berpegang teguh pada tali-Nya dan tidak berpecah belah.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (Qs. Ali ‘Imran: 103). Ayat ini menegaskan bahwa persatuan dalam Islam adalah perintah Allah, dan perpecahan merupakan hal yang harus dihindari.
Menjalani kehidupan berjama’ah adalah bagian dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: 15 Cara Berjuang Membela Palestina
عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ الْجَمَاعَةَ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةَ عَذَابٌ
“Wajib atas kalian untuk tetap bersama jama’ah, karena jama’ah itu rahmat, sedangkan perpecahan adalah azab.” (HR. Ahmad).
Hidup dalam jama’ah membawa banyak keberkahan, termasuk pertolongan dan perlindungan Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ يَدَ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ
“Sesungguhnya tangan (pertolongan) Allah bersama jama’ah.” (HR. Tirmidzi).
Orang yang hidup menyendiri lebih mudah disesatkan oleh setan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: Pembantaian Jurnalis di Gaza, Kebenaran yang Dibungkam
إِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ الْغَنَمِ الْقَاصِيَةَ
“Sesungguhnya serigala hanya akan memangsa domba yang terpisah dari kawanannya.” (HR. Abu Dawud).
Hidup dalam jama’ah membuat seseorang lebih kuat dalam menghadapi berbagai fitnah dan godaan dunia. Jama’ah yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah akan menjadi benteng akidah bagi anggotanya.
Selain itu, jama’ah memiliki peran penting dalam mendidik umat dan menyebarkan dakwah Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya membentuk jama’ah sebagai pondasi dakwah Islam sejak awal kenabiannya. Dalam jama’ah juga, setiap individu memiliki tanggung jawab sosial untuk saling membantu dan menolong. Islam menekankan pentingnya berbagi dan tolong-menolong dalam kebaikan.
Dalam Islam, ada kewajiban untuk taat kepada pemimpin yang sah selama ia tidak memerintahkan kepada kemaksiatan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: 9 Strategi Media Barat dalam Menampilkan Isu Palestina secara Bias
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ، وَمَنْ أَطَاعَ أَمِيرِي فَقَدْ أَطَاعَنِي، وَمَنْ عَصَى أَمِيرِي فَقَدْ عَصَانِي
“Barang siapa yang menaati aku, maka ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka ia telah mendurhakai Allah. Barang siapa yang menaati pemimpin yang aku tunjuk, maka ia telah menaati aku. Dan barang siapa yang mendurhakai pemimpin yang aku tunjuk, maka ia telah mendurhakai aku.” (HR. Bukhari & Muslim).
Jama’ah yang berjalan sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah akan menjadi alat untuk menegakkan keadilan dalam masyarakat. Selain itu, Allah cinta orang-orang yang hidup berjama’ah. Allah SWT berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff: 4).
Dalam jama’ah, ada banyak dinamika dan ujian yang harus dihadapi bersama, yang melatih kesabaran dan kedewasaan dalam berinteraksi dengan sesama. Allah Ta’ala juga memerintahkan agar umat Islam saling mengingatkan dalam kebaikan,
Baca Juga: Sejarah Yahudi adalah Sejarah Kekalahan
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُو۟لَـٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali ‘Imran: 104).
Sementara itu, perpecahan dalam Islam adalah hal yang dilarang, sebagaimana firman Allah,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُو۟لَـٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah datangnya keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.” (Qs. Ali ‘Imran: 105).
Hidup berjama’ah adalah bagian dari ajaran Islam yang membawa keberkahan, perlindungan, dan kekuatan bagi umat Islam. Dengan bersatu dalam jama’ah, umat Islam dapat mencapai kejayaan di dunia dan memperoleh keselamatan di akhirat. Oleh karena itu, menjadi bagian dari jama’ah yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah adalah kunci sukses sejati bagi setiap Muslim.[]
Baca Juga: Jelajah Bumi Para Nabi
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menjaga Diri dari Godaan Duniawi di Akhir Ramadhan