Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Allah Ta’ala tentu saja menciptakan segala yang ada di alam ini tidak ada yang sia-sia. Terlebih lagi yang Dia ciptakan itu adalah manusia; hamba yang menjadi wakil-Nya di muka bumi ini. Sudah tentu Allah mempunyai tujuan mengapa manusia itu diciptakan. Tidak ada yang sia-sia dalam perbuatan Allah. Termasuk ketika Dia menciptakan kita semua. Tidak sebagaimana anggapan sebagian orang yang terlena dengan fitnah dunia. Allah Ta’ala berfirman :
أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja?“ (QS. Al Qiyamah: 36)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu
Syaikh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah menjelaskan, maksudnya (mereka mengira) tidak diperintah dan tidak dilarang, tidak diberi pahala dan tidak disiksa. Ini merupakan persangkaan yang batil dan menyangka bahwa Allah tidak (mencipta) sesuai dengan hikmah. (Taisir Karimir Rahman, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah)
Syaikh Abu Bakar Al Jazaairy rahimahullah menjelaskan, maksudnya (mereka mengira) dibiarkan begitu saja sia-sia tanpa diberi beban syariat di dunia dan tidak dihisab dan diberi balasan di akherat.( Aysarut Tafasir, Syaikh Abu Bakar Al Jazaairy rahimahullah)
As Sadi rahimahullah menjelaskan, maksudnya (mereka mengira) manusia tidak akan dibangkitkan.
Mujahid, Syafi’i, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam rahimahumullah menjelaskan, maksudnya (mereka mengira) manusia tidak diperintah dan tidak dilarang.
Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyimpulkan dari pendapat-pendapat tersebut, Ayat ini mencakup dua keadaan (di dunia dan di akherat). Manusia tidak dibiarkan sia-sia di dunia dengan tidak diperintah dan tidak dilarang. Begitu pula mereka tidak dibiarkan sia-sia di alam kubur. Mereka diberi perintah dan larangan di dunia, dan mereka dikumpulkan (dan dibangkitkan) di hadapan Allah di hari akherat. Yang dimaksud dalam ayat ini penetapan adanya janji Allah sekaligus bantahan bagi orang-orang menyimpang, orang – orang yang bodoh, seta para penentang yang mengingkari hal-hal tersebut. ( Tafsir Al Quran Al Adzhim, Imam Ibnu Katsir rahimahullah)
Dalam ayat lain Allah Ta’ala juga berfirman :
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Qs. Al Mukminun:115).
Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah
Semua untuk Ibadah
Walau sebagian kita tahu maksud Allah menciptakan manusia di bumi ini tidak sia-sia, tapi tak sedikit pula manusia yang berfikir bahwa setelah manusia mati ia akan menjadi tanah. Ini adalah paradigma yang sesat.
Sudah jelas bagi kita bahwa bukan merupakan kesia-siaan ketika Allah Ta’ala menciptakan kita. Lalu apa tujuannya? Tujuan Allah menciptkan kita adalah untuk beribadah kepada-Nya semata, yakni dengan mentauhidkan-Nya. Hal ini Allah Ta’ala tegaskan dalam firman-Nya :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Baca Juga: Terus Berjuang Membela Palestina
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”(Qs. Adz Dzariyat: 56)
Bahkan dengan sebab tauhid inilah Allah menciptakan seluruh makhluk, menyediakan surga dan neraka, Allah menurunkan kitab-kitab-Nya, dan mengutus para rasul ‘alaihimussallam. Allah menciptakan jin dan manusia serta memerintahkannya untuk bertauhid kepada-Nya. Allah menjanjikan surga bagi yang merealisasikan tauhid, dan mengancam dengan neraka bagi yang menyelisihi jalan tauhid. Dan Allah mengutus seluruh para nabi dan rasul untuk menjelaskan tauhid.
Menaati Nabi Muhammad SAW
Bukti bahwa Allah tidak menciptakan manusia sia-sia, Allah mengutus rasul di tengah-tengah mereka untuk memberikan petunjuk. Kewajiban manusia untuk taat kepada rasul yang di utus kepada mereka. Barangsiapa yang mentaati rasul tersebut akan masuk surga, karena ketaatan kepada rasul merupakan bentuk ketaatan kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman :
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa
وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيم
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisaa’: 13)
Makhluk yang paling mulia, paling tinggi kedudukannya, dan paling dekat di sisi Allah adalah yang paling sempurna penghambaanya kepada Allah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Orang yang sempurna (adalah) yang sempurna dalam ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya secara lahir dan batin. Tujuan dari pengutusan rasul adalah agar manusia mentaati mereka dan mengikuti syariat yang mereka bawa dari sisa Allah Ta’ala”. (Dinukil dari Taisiirul Wushuul Syarh Tsalatsatil Ushul 32, Syaikh Abdul Muhsin al Qosim rahimahullah).
Semoga Allah senantiasa memberikan iman dan kekuatan untuk beramal sholeh kepada kita semua. Semoga pula kelak kita saat di alam akhirat senantiasa mendapatkan rahmat dari Allah ta’ala. Karena itu, mari bersama menaati perintah Allah dan Nabi-Nya agar hidup ini tidak penuh dengan kesia-siaan.
Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi
Karena hidup ini begitu singkat, maka Bismillah isi hari-hari kita dengan hal-hal yang bisa menambah amal jariyah sebagai bekal kelak di akhirat. Tak ada waktu untuk menunda dan membuang-buang waktu dengan mengisinya untuk hal yang tak memberi manfaat sedikitpun, wallahua’lam. (A/RS3/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah